Opini

Mengembalikan Kekuatan Mata Air Persaudaraan Yang Mulai Mengkeruh

255
×

Mengembalikan Kekuatan Mata Air Persaudaraan Yang Mulai Mengkeruh

Sebarkan artikel ini
Oleh : Muhadi*

Pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas berjuang untuk sebuah nilai, semakin bersemangat dalam mewujudkan serta kesiapan beramal dan berkorban untuk merealisasikannya. Optimisme tulisan ini adalah sebagai dasar dari mutiara kebangkitan berfikir kita. Mata air adalah sumber kehidupan kita semua yang memberikan energi dan manfaat akan perjalanan kehidupan manusia. Mata air akan selalu dipancarkan oleh Sang Pencipta dan tetap akan selalu ada, namun persoalannya apakah mata air tersebut terjaga oleh tangan kita dan kemudian apakah sudah digunakan demi kemaslahatan kita bersama!.

Meneropong Ide

Mengembalikan Kekuatan Mata Air Persaudaraan Yang Mulai Mengkeruh - Kabar Harian Bima
Mengembalikan Kekuatan Mata Air Persaudaraan Yang Mulai Mengkeruh - Kabar Harian Bima
Muhadi: Mengembalikan Kekuatan Mata Air Persaudaraan Yang Mulai Mengkeruh

Secara umum dapat kita lihat dan pahami bahwa kita berhadapan dengan gelombang materialisme sosial, yang berupa kebangkitan peradaban materialisme serta kelezatan syahwat, yang mana ia telah merosot ke moral-moral masyarakat sehingga memperkeruh air perdamaian. Menjauhkan mereka dari nilai-nilai kebersamaan, persatuan dan ikatan persaudaraan yang kuat.

Penulis kembali menawarkan ide akan hakikat perjuangan para perindu kedamaian yaitu langkah nyata. Pertama, kita perlu menunjukan adanya political will yang jujur dan kuat, bahwa kita memang sungguh-sungguh ingin membawa dana mbojo ini ke arah yang lebih progresif, kondusif dan akomodatif pada semua level dan strata sosial.

Bahwa isu ini tidak di angkat sebagai sekedar jargon semata atau sebagai wacana belaka, political will dalam artian kemauan membangun komitmen politik bersama dengan garis konstalasi kedamaian ummat. Juga mampu memadukan nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada, selain pada usaha-usaha yang sistematis juga merealisasikan tuntutan dan keinginan akan hidup yang relevan.

Kedua, memenangkan wacana publik dengan mengkomunikasikan nilai-nilai spiritual, solidaritas dan kebersamaan untuk membangun moral yang lebih baik lagi, sehingga pada akhir kesadaran masyarakat akan di fokuskan pada bagaimana membangun social capital yang bermutu. Kita mungkin tidak perlu menunjukan pembelaan yang berlebihan terhadap kelompok yang bersalah secara hukum atau adat, sebab mindset itu akan memicu segmentasi pada sekelompok masyarakat. Memperkokoh semangat akan rasa kebersamaan dan musyawarah adalah pilar utama membangun social capital yang bermutu. Ketiga, marilah kita belajar pada aspek sejarah buruk akan pertentangan, permusuhan, penindasan dan penjajahan kepada orang-orang yang tidak bersalah.

Membangun Makna Mata Air Peradaban

 Kita dikalahkan oleh perseturuan yang tidak produktif, kita kehabisan tenaga karena ulah segelintir orang-orang yang tidak bermoral yang kemudian menggaungkan suara, dengan gaungan yang merugikan dan gelombang perpecahan. Selama masih belum di sadari benturan-benturan itu maka ia akan terus bergerak dan terpanggil untuk menggerakkan sekelompok orang yang tidak tersadarkan. untuk melakukan perseturuan sekecil apa pun pemicunya. Kekosongan jiwa membuat kita berbeda dan berdebat karena seluruh energi tersalurkan pada hal-hal yang tidak produktif.

Langkah awal dari sebuah perubahan yaitu; Pertama, Kematangan Akhlak yang berarti dou labo dana harus mampu melampaui perbedaan-perbedaan diantara mereka, memandang perbedaan-perbedaan itu sebagai suatu anugrah dan kewajaran dan tidak boleh menjadi penghambat untuk bekerjasama, khususnya disaat kita menghadapi persaingan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan zaman.

Berbeda dan bekerja sama adalah dua hal yang bisa disatukan manakala kita memiliki kematangan pribadi. Sehingga kita akan menemukan ruang persamaan dan semakin menjauhkan ruang perbedaan. Sehinga waktu kita tidak habis pada perkara ini saja, membangun social capital merupakan prioritas dan kolaborasi moralitas kemjuan ilmu pengetahuan adalah kebutuhan terdepan. Spiritualitas menjadi solusi utama sehingga dana mbojo tidak saja menjadi simbol religiulitas.

Kedua, Kematangan Ilmiah bahwa umat ini mempunyai tradisi membangun ilmu pengetahuan dengan dasar moralitas yang baik. Senantiasa mencari kebenaran bukan kemenangan dalam berdebat, tidak membiarkan nafsunya memenangkan keangkuhan, mau menghargai pemikiran dan saran orang lain dan tahu akan kelemahan dirinya. Daerah maju akan terlihat pada bagaimana cara memajukan ilmu pengetahuan rakyatnya dan selalu meningkatkan kemampuan social capital yang berdaya saing. Membangun Nilai yaitu dengan mengkampanyekan dan memasarkan jargon akan kemiskinan berawal dari kemiskinan ide dan pengetahuan. Kegagalan kita untuk bangkit menuju peradaban berawal dari miskinnya ide dan pengetahuan yang kita

Ketiga, Kematangan Politik merupakan ciri bagi masyarakat yang maju. Politik adalah kendaraan untuk menciptakan kemaslahatan dan meninggalkan keburukan di masyarakat. Selama prinsip itu kita pahami bersama maka politik akan menjadi sesuatu yang luhur, karena cara berpikir politik kita masih rapuh maka efeknya menjadi bumerang dan hambatan terbesar bagi kemajuan dua aspek kematangan yang disebutkan yaitu menghambat kematangan akhlak dan kematangan ilmiah.

Proses transformasi itu harus dikelola melalui strategi yang komprehensif dan integral. Yaitu dimulai dari kepemimpinan yang kuat pada semua level, kesamaan tujuan, aturan main (kesepakatan hukum dan sosial) yang di taati, kesadaran kuat, perencanaan yang matang, tanggung jawab kolektif dan keterlibatan semua pihak. Sekian.

* Penulis adalah warga Kelurahan Rabangodu Utara Kota Bima.

Mengenal Penyebab Kebakaran dan Penanganan Dini - Kabar Harian Bima
Opini

Oleh: Didi Fahdiansyah, ST, MT* Terdapat Peribahasa “Kecil Api Menjadi Kawan, Besar Ia Menjadi Lawan” adapun artinya kejahatan yang kecil sebaiknya jangan dibiarkan menjadi besar. Begitupun…