Kabar Kota Bima

Proyek SPAM Miliaran tidak Berfungsi, Warga BTN Sambinae Tambah Sengsara

2986
×

Proyek SPAM Miliaran tidak Berfungsi, Warga BTN Sambinae Tambah Sengsara

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pekerjaan peningkatan SPAM jaringan perpipaan Kelurahan Sambinae yang menghabiskan anggaran Rp 1,3 Miliar Tahun 2022, gagal berjalan sesuai rencana. Pasalnya, proyek yang mestinya bisa menyelesaikan persoalan air untuk warga BTN Sambinae itu, tidak berfungsi. (Baca. Warga BTN Sambinae Krisis Air Bersih

Proyek SPAM Miliaran tidak Berfungsi, Warga BTN Sambinae Tambah Sengsara - Kabar Harian Bima
Kondisi tempat pengeboran air SPAM di Kantor Camat Mpunda. Foto: Bin

Nyatanya, hingga saat ini hasil pekerjaan itu tetap tidak memberi manfaat. Warga tetap saja hidup bergantung pada distribusi air dari mobil tangki salah satu bank di Kota Bima.

Saat ini, kondisi warga BTN Sambinae tetap saja kesulitan mendapatkan air bersih. Proyek itu yang mestinya diharapkan bisa memberi solusi, justru hanya menghabiskan uang rakyat semata. (Baca. Disorot Jarang Bawa Air, BPBD: Kami Tetap Drop ke BTN Sambinae

Warga BTN Sambinae pun mempertanyakan mana hasil proyek yang menelan anggaran begitu banyak itu. Sebab, kesulitan air warga tetap saja tak bisa dipenuhi.

“Sebelum ada proyek itu, kebutuhan air kami dari PDAM lumayan lancar. Namun setelah masuk proyek tersebut, keadaan kami semakin tambah susah saja,” ungkap Sarinah, warga BTN Sambinae, Minggu 7 Mei 2023.

Warga lain, Din juga mengatakan, pekerjaan SPAM jaringan perpipaan itu selesai sekitar akhir tahun 2022. Namun hasilnya tidak maksimal. Meski awal-awalnya berfungsi, tapi debit airnya sangat kecil.

“Itu namanya sama saja tidak berfungsi. Apalagi dipakai sekitar 200 KK di BTN Sambinae,” ujarnya.

Yang ia tahu, pekerjaan pengeboran SPAM itu dipusatkan di lokasi yang tidak dekat di Kelurahan Sambinae, yakni di Kantor Camat Mpunda.

“Itu kan jauh sekali, pantas air tidak nyampe di rumah. Proyek asal-asalan, dikerjakan asal kejar untung saja,” sesalnya.

Proyek SPAM Miliaran tidak Berfungsi, Warga BTN Sambinae Tambah Sengsara - Kabar Harian Bima
Tempat penampungan air bersih warga BTN Sambinae. Foto: Bin

Anehnya lagi sambung Din, listrik untuk menghidupkan pompa air di Kantor Camat Mpunda itu urunan warga masing-masing Rp 20 ribu setiap bulan.

Sekarang urunan itu sudah dihentikan, karena tidak cukup uang Rp 20 ribu tersebut dipakai untuk aktivitas distribusi air.

“Bahkan pernah diisi token listrik Rp 1 juta, tapi hanya mampu selama 3-4 hari saja. Itu pun hanya sebagian warga yang dapat air,” terang Din.

Di tempat yang sama, Haerullah mengaku, kondisi di BTN Sambinae tidak bisa bor biasa, karena banyak bebatuan. Dicoba menggali sumur pun, debit air juga kecil, tidak bisa memenuhi kebutuhan warga.

Maka, mestinya proyek dari pemerintah senilai miliaran itu dapat menjawab kesulitan air warga BTN Sambinae. Namun setelah proyek itu selesai, malah semakin membuat warga sengsara.

“Masalahnya sampai saat ini kami semua warga di sini tetap membeli air. Untung saja ada mobil tangki dari Bank NTB yang datang membantu,” tuturnya.

Din menambahkan, saat ini sudah beberapa bulan terakhir mobil tangki Bank NTB ukuran 1100 liter yang keluar masuk lingkungan BTN, membagikan air masing-masing sebanyak 550 liter per rumah.

Sementara distribusi air dari mobil tangki pemerintah, sudah berhenti sejak awal Ramadan tahun ini.

Proyek SPAM Miliaran tidak Berfungsi, Warga BTN Sambinae Tambah Sengsara - Kabar Harian Bima
Mobil tangki Bank NTB saat drop air di rumah warga BTN Sambinae. Foto: Bin

“Awal Ramadan saja masuk, pembagiannya pun tidak merata, tergantung kenal atau tidak. Biar dipanggil tetap lolos saja larinya, untung ada air dari Bank NTB,” katanya.

Pengakuan para warga setempat, sudah sangat sering merasakan tidak punya air untuk kebutuhan sehari-hari. Solusinya, terpaksa mondar-mandir ambil air menggunakan galon.

Jika saja hasil pekerjaan proyek SPAM tidak memberi manfaat untuk warga BTN Sambinae yang masih kesulitan air bersih. Mereka pun meminta agar, dikembalikan distribusi air itu menggunakan PDAM.

“Kalau bisa kembali ke PDAM saja, sengsara kita ini,” tambah Din.

Sementara itu, Kamaruddin selaku PPK SPAM menjelaskan, proyek itu setelah dikerjakan telah berjalan dengan baik. Namun saat ini terkendala jaringan pipa, sehingga menghambat laju air.

“Ada 4 titik pipa yang bocor, terutama pada jaringan pipa lama,” ungkapnya.

Pekerjaan proyek miliaran itu, menurutnya hanya mengganti sebagian jaringan pipa saja. Sementara pipa lain, masih menggunakan pipa PDAM.

Meski demikian, pihaknya tetap terus memperbaiki kerusakan tersebut, agar air tetap mengalir ke pemukiman warga.

“Setelah Ramadan kemarin sudah kita perbaiki lagi, tapi tetap bocor. Tapi akan kita perbaiki lagi, biar aman semua,” ujarnya.

Menjawab sorotan warga kenapa air dibor di Kantor Camat Mpunda, diakuinya karena di wilayah Sambinae dan sekitar tidak ada air.

“Kalau ada di Sambinae dan sekitarnya, tidak mungkin kita ambil di Kantor Camat Mpunda,” tukasnya.

Kemudian soal iuran warga sebesar Rp 20 ribu per kepala keluarga, Kamaruddin menjawab proyek tersebut belum diserahkan ke PDAM. Jika sudah diserahkan, maka urusan listrik nanti akan menjadi tanggungjawab PDAM.

“Untuk sementara memang jadi urunan warga,” tambahnya.

*Kahaba-01