Kabupaten Bima, Kahaba.- Puluhan warga Desa Rade menggelar aksi di depan kantor Camat Madapangga, Senin (3/7). Aksi menyorot sikap pemerintah menangani soal krisis air bersih itu pun ditanggapi jajaran kantor setempat.
Salah seorang warga Desa Rade, Dae Hula mengaku, di Desa Rade setiap musim kemarau, kekeringan selalu terjadi. Krisis dan kesulitan air bersih pun terjadi tiap tahun.
“Setiap kemarau warga sulit mendapatkan air bersih. Bahkan masalah ini sudah berlangsung lama, sejak tahun 2006 lalu.” katanya.
Berkaitan dengan persoalan tersebut lanjut Dae Hula, pihaknya sudah seringkali menyuarakan dan meminta bantuan kepada pemerintah daerah atau SKPD teknis terkait, agar mencarikan solusi. Hanya saja, hingga saat ini belum disikapi.
“Meski kami sudah lakukan aksi, tetap saja tidak ada respon dari pemerintah. Warga terpaksa mengambil air di desa tetangga dan ada pula distribusi dari BPBD,” ujarnya.
Pada pertemuan tersebut, pihaknya meminta Camat Madapangga untuk berkomunikasi serta menfasilitasi pertemuan dengan sejumlah instansi teknis terkait, beserta Kepala desa Rade dan Monggo. Karena krisis air bersih tersebut diduga ada indikasi pembocoran pipa yang dilakukan oknum warga Monggo untuk mengairi sawah. Sehingga air tidak mengalir lancar di Desa Rade.
Selain itu, warga juga meminta Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri untuk meninjau kembali keberadaan salah satu Perusahaan Air Minum (PAM) milik swasta di wilayah Kecamatan setempat yang memberikan dampak negatif terhadap air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Sejak adanya PAM milik swasta ini, pasokan air PDAM menyusut dan terkuras. Kami ingin Bupati meninjau kembali keberadaannya,” harapnya.
Sementara itu, Camat Madapangga M. Safi’i berjanji akan mengupayakan untuk menfasilitasi masyarakat dengan pihak-pihak terkait pada Jumat (7/7) mendatang.
“Insya Allah kita upayakan untuk melakukan pertemuan pada Jumat mendatang,” janjinya.
*Kahaba-C10