Kabar Bima

STIKES Yahya Bima Gerak Cepat, Desa Simpasai Jadi Pilot Project Anti Stunting

63
×

STIKES Yahya Bima Gerak Cepat, Desa Simpasai Jadi Pilot Project Anti Stunting

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Dompu, Kahaba.- Tim Program Kosabangsa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Yahya Bima melaksanakan kegiatan perdana berupa sosialisasi Aplikasi Si-Cegah Stunting di Desa Simpasai, Kabupaten Dompu, Jumat 5 September 2025.

Foto bersama Tim Kosabangsa Stikes Yahya Bima saat Sosialisasi Aplikasi Si-Cegah Stunting di Desa Simpasai Kabupaten Dompu. Foto: Ist

Kegiatan ini dihadiri dosen Stikes Yahya Bima Ayatullah, Wah Udah, dan Nurul Jannah, tim Kosabangsa yang dibimbing Fatmah Afrianty Gobel dan Abdul Rachman Manga dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), kader posyandu, petugas Puskesmas, Lurah Simpasai Usman, serta mahasiswa.

Kepala LPPM Stikes Yahya Bima, Ayatullah, menegaskan kegiatan ini menjadi langkah awal memperkuat upaya deteksi dini stunting dengan memanfaatkan teknologi berbasis kearifan lokal.

Dalam sosialisasi tersebut, para kader posyandu diperkenalkan dengan fitur utama aplikasi yang berfungsi untuk pencatatan, pemantauan, hingga pelaporan status gizi anak secara digital.

“Aplikasi ini sangat membantu kader di lapangan, karena data lebih akurat dan intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.

Dosen pembimbing, Fatmah Afrianty Gobel, menambahkan bahwa program ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal kolaborasi lintas sektor. Melalui integrasi teknologi dan kearifan lokal, kader posyandu diharapkan lebih siap mendampingi keluarga dalam mencegah stunting sejak dini.

Adapun sosialisasi ini merupakan bagian dari rangkaian program Kosabangsa yang berfokus pada peningkatan kapasitas kader posyandu, penguatan peran puskesmas, serta keterlibatan aktif masyarakat.

Lurah Simpasai, Usman menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, aplikasi Si-Cegah Stunting sangat bermanfaat bagi kader dan masyarakat.

“Dengan adanya aplikasi ini, kader posyandu lebih mudah mendeteksi masalah gizi anak sejak dini, sehingga angka stunting di desa kita bisa terus ditekan,” jelasnya.

Salah satu kader posyandu, Kartini, juga mengaku sangat terbantu dengan kehadiran aplikasi ini.

“Biasanya mencatat manual cukup merepotkan, tapi sekarang lebih mudah dan cepat. Kami jadi lebih percaya diri mendampingi ibu-ibu di posyandu,” ungkapnya.

*Kahaba-04