Kabar Kota Bima

Delegasi BRIDA Kota Bima Raih Juara I Lomba Opini, Angkat Paradigma Pembangunan “Kota Bima BISA”

85
×

Delegasi BRIDA Kota Bima Raih Juara I Lomba Opini, Angkat Paradigma Pembangunan “Kota Bima BISA”

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan delegasi Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima. Wulandari berhasil meraih Juara I Lomba Menulis Opini yang diselenggarakan Universitas Nggusu Waru Kota Bima, dalam rangkaian kegiatan Pekan Pendidikan Sosiologi.

Wulandari (tiga dari kanan) saat menerima penghargaan lomba menulis opini yang diadakan Universitas Nggusu Waru Bima. Foto: Ist

Kemenangan tersebut diraih melalui artikel opini berjudul “Kota Bima BISA: Paradigma Pembangunan Pertanian”, yang menawarkan gagasan segar dan komprehensif tentang arah pembangunan daerah berbasis pertanian berkelanjutan.

Dalam tulisannya Wulandari menegaskan, visi Kota Bima BISA (Bersih, Indah, Sehat, Asri) tidak akan tercapai secara utuh, tanpa menjadikan sektor pertanian sebagai jantung pembangunan.

“Jika Kota Bima ingin tampil sebagai kota yang Bersih, Indah, Sehat, dan Asri, maka sektor pertanian harus ditempatkan sebagai pusat pembangunan yang mampu menjaga ketahanan pangan, keseimbangan ekologi, sekaligus memperkuat ekonomi lokal,” tulisnya.

Ia mengulas peran strategis sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat, termasuk Kota Bima, yang hingga kini masih memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 13,59 persen.

Namun demikian, sektor ini dihadapkan pada tantangan serius, mulai dari menurunnya partisipasi petani, urbanisasi, hingga perubahan pola pikir generasi muda yang semakin menjauh dari dunia pertanian.

Rendahnya rata-rata pendapatan petani dibanding sektor lain, serta defisit kapasitas produktivitas, menjadi persoalan yang kian mempertegas perlunya perubahan paradigma pembangunan.

Menurutnya, pembangunan pertanian tidak cukup lagi berfokus pada peningkatan produksi semata, tetapi harus beralih ke pendekatan terintegrasi, inovatif, dan berkelanjutan.

Sebagai solusi, wanita dengan gelar Doktor itu menawarkan konsep pemberdayaan petani berbasis kolaborasi multipihak, dengan menempatkan petani sebagai subjek utama pembangunan. Sinergi antara pemerintah, akademisi, swasta, dan komunitas lokal dinilai menjadi kunci dalam menjawab tantangan pertanian di tengah arus urbanisasi.

Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi BRIDA Kota Bima, tetapi juga menjadi dorongan penting bagi Pemerintah Kota Bima dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif dan berbasis riset.

Keberhasilan tersebut juga tak lepas dari dukungan penuh Kepala BRIDA Kota Bima, Arif Roesman Effendy, yang selama ini konsisten mendorong jajarannya untuk aktif melakukan riset dan penulisan ilmiah demi kemajuan daerah.

*Kahaba-01