Kabupaten Bima

ISWARA Kabupaten Bima Sosialisasi Anti Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak

579
×

ISWARA Kabupaten Bima Sosialisasi Anti Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Pengurus dan Anggota Ikatan Istri Wakil Rakyat (ISWARA) Kabupaten Bima bekerja sama dengan DP3AP2KB Kabupaten Bima melaksanakan sosialisasi anti tindak kekerasan perempuan dan anak, di Desa Tawali Kecamatan Wera, Kamis (18/8).

ISWARA Kabupaten Bima Sosialisasi Anti Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak - Kabar Harian Bima
Foto bersama ISWARA Kabupaten Bima dengan peserta Sosialisasi Anti Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak. Foto: Ist

Kegiatan dimaksud dihadiri Ketua GOW Kabupaten Bima Hj Rosdiati H Dahlan, Sekretaris Iswara Fatimah Julkarnain. Narasumber kegiatan Kapolsek Wera, Dr. Vety Ibnu Hajar dan Hj Romlah perwakilan dari DP3AP2KB. Kemudian seluruh tokoh wanita desa setempat, pengurus PKK Desa Tawali, kepala sekolah dan PAUD se-Kecamatan Wera.

Camat Wera H Ridwan saat sambutan mengapresiasi kegiatan yang dihelat ISWARA Kabupaten Bima. Selaku pemerintah kecamatan, pihaknya siap bersinergi dan komitmen mendukung program pemerintah, agar bersama-sama menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak.

Di tempat yang sama, Ketua GOW Kabupaten Bima yang juga istri Wakil Bupati Bima Hj Rosdiati H Dahlan menjelaskan, untuk meminimalisir terjadinya tindak kekerasan perempuan dan anak, maka peran aktif suami dan istri harus saling melengkapi.

“Kesabaran menjadi salah satu kunci, agar tidak ada kekerasan dalam rumah tangga. Istri harus sabar dan pandai memposisikan diri. Demikian juga suami,” jelasnya.

Menurut Hj Rosdiati, semua sebagai stakeholder mau menjadi juru damai. Agar sama-sama menekan angka perceraian. Apalagi, Kabupaten Bima begitu tinggi angka perceraian, terutama karena Kekerasa Dalam Rumah Tangga (KDRT).

“KDRT yang tadinya memiliki kepanjangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, harus diubah menjadi Kenikmatan Dalam Rumah Tangga,” ujarnya.

Kemudian, Ketua ISWARA Kabupaten Bima yang diwakili Fatimah Julkarnain menuturkan, kegiatan ini dengan maksud sebagai upaya untuk melindungi perempuan dan anak, serta memberi rasa aman dalam pemenuhan hak-hak perempuan dan anak.

“Kami berharap, dari sosialisasi ini dapat meningkatnya kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, berkurangnya kasus kekerasan terhadap anak, serta meningkatnya kualitas layanan perlindungan khusus kepada perempua dan anak,” harapnya.

Sementara itu, Dr. Vety Ibnu Hajar selaku salah satu narasumber kegiatan menjelaskan, tindak kekerasan terhadap perempuan dan anaktidak hanya berupa fisik, karena yang lebih berdampak yakni pada psikis.

Menurutnya, dampak psikologis kekerasan pada perempuan dan anak akan sangat buruk dialami. Seperti trauma, reaksi fisik, serta berbagai reaksi negatif lainnya. Memulihkannya pun akan membutuhkan waktu yang begitu lama.

“Kekerasan terhadap perempuan dan anak baik secara verbal, seksual, maupun fisik, penyembuhannya tak semudah luka akibat cedera, tapi kehidupan psikologisnya juga menjadi ancaman serius,” tutur perempuan yang juga Anggota Iswara tersebut.

Vety juga menambahkan, tindak kekerasan pada perempuan dan anak ini harus terus ditekan, terutama dimulai dalam lingkungan keluarga. Maka harus dikembalikan fungsi keluarga seperti, ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, membangun komunikasi yang baik antar anggota keluarga, serta peka terhadap yang terjadi di lingkungan.

*Kahaba-01