Kabar Kota BimaPendidikan

STIKES Yahya Bima Gaet Kemenkraf RI, Dorong Ekonomi Kreatif di Bidang Kesehatan

89
×

STIKES Yahya Bima Gaet Kemenkraf RI, Dorong Ekonomi Kreatif di Bidang Kesehatan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Dalam rangka membangun ekonomi kreatif di bidang kesehatan dan peran Perguruan Tinggi (PT) dalam mensejahterakan masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yahya Bima menggelar kuliah umum dengan menghadirkan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) RI, Jumat 18 Juli 2025.

Foto bersama Ketua Pembina Yayasan Yahya bersama jajaran dengan Direktur Jasa Teknologi Informasi Komunikasi Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) usai kegiatan Kuliah Umum. Foto: Ist

Tampak hadir Ketua Pembina Yayasan Yahya, Ketua Stikes Yahya Bima Muslimah, Kepala LPPM Ayatullah, Direktur Jasa Teknologi Informasi Komunikasi Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) Republik Indonesia (RI) H Abdul Malik, Kepala LPM Junaidin serta perwakilan puluhan dosen dan mahasiswa setempat.

Ketua Pembina Yayasan Yahya menyampaikan ucapan selamat datang di STIKES Yahya Bima kepada H Abdul Malik, pihaknya sangat berterima kasih atas kehadiran yang dapat membagikan ilmu, pengalaman dan arahan untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan, dalam menghadapi tantangan dunia global yang terus maju dan berkembang begitu pesat.

“Tujuan kegiatan ini, kami ingin membangun ekonomi kreatif di bidang kesehatan dengan membahas bagaimana ide dan inovasi dapat diwujudkan dalam bentuk produk atau layanan kesehatan yang kreatif dan bernilai ekonomi,” ujarnya.

Yahya menjelaskan, melalui kuliah umum ini para dosen dan mahasiswa dapat mendengarkan pemaparan materi yang disampaikan oleh Kemenkraf RI, agar dapat dipelajari, dipahami dan bisa diaplikasikan dalam aspek kehidupan.

Terutama melibatkan dan memanfaatkan potensi ekonomi dari ide-ide kreatif, termasuk di dalamnya produk dan layanan kesehatan yang inovatif serta pemanfaatan teknologi dalam bidang kesehatan.

“Dalam membangun ekonomi kreatif di bidang kesehatan, kita harus terlebih dahulu memahami konsep dasar lalu berfokus pada pemanfaatan ide, kreativitas, dan inovasi untuk menghasilkan nilai ekonomi sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jasa Teknologi Informasi Komunikasi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) Republik Indonesia (RI) H Abdul Malik menjelaskan, saat ini ekonomi kreatif dan sektor kesehatan ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang menekankan kreativitas, inovasi, dan pengetahuan yang menghasilkan nilai tambah melalui ide, keahlian, dan bakat individu, serta berbasis pada aset kreatif.

Artinya sektor kesehatan dapat menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang inovatif dan berkelanjutan. Adapun ekonomi kreatif dalam bidang kesehatan mengacu pada pemanfaatan ide, keterampilan, dan kreativitas untuk menciptakan produk dan layanan kesehatan yang bernilai tambah.

“Hal ini bisa mencakup seperti pengembangan produk kesehatan inovatif, penyediaan layanan kesehatan kreatif, lalu pemasaran dan promosi kesehatan dengan memanfaatkan media sosial, konten kreatif, dan kampanye inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat,” paparnya.

Abdul Malik mengungkapkan, dalam mendorong untuk terciptanya ekonomi kreatif di bidang kesehatan, maka Perguruan Tinggi (PT) memiliki peran krusial dalam mendorongnya yaitu antara lain, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, kemudian pendampingan dan inkubasi, kerjasama industri serta pengabdian masyarakat.

Lalu menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada ekonomi kreatif di bidang kesehatan, termasuk pengembangan keterampilan kewirausahaan, inovasi produk, dan manajemen bisnis.

Kemudian melakukan penelitian tentang tren pasar, kebutuhan kesehatan masyarakat dan pengembangan teknologi kesehatan yang inovatif. Menyediakan fasilitas inkubasi bisnis dan pendampingan bagi mahasiswa dan dosen yang memiliki ide kreatif di bidang kesehatan, serta membantu dalam merealisasikan ide tersebut menjadi produk atau layanan yang bernilai ekonomi.

“Penting juga membangun kerjasama yang erat dengan industri kesehatan, baik itu perusahaan farmasi, penyedia layanan kesehatan, maupun perusahaan teknologi kesehatan, untuk menciptakan sinergi antara akademisi, praktisi, dan pelaku industri,” bebernya.

Ia menambahkan, untuk membangun usaha kesehatan ini juga dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat.

“Civitas akademik STIKES Yahya Bima perlu mengembangkan ide-ide kreativitas dan inovasi di bidang kesehatan, “Kampus Boleh di Desa, Kreativitas dan Inovasi dikenal dunia” pungkasnya.

*Kahaba-04