Kota Bima, Kahaba.- Kepala Dikbud Kota Bima H. Alwi Yasin menduga ada dalang yang telah menciptakan kekisruhan di SMPN 6 Kota Bima. Dalang itu telah memprovokasi sejumlah guru lain melakukan protes. (Baca. Kepala SMPN 6 Dituding Otoriter, Puluhan Guru Kirim Surat ke Dikbud dan Dewan)
“Ada dalang yang membuat kisruh di SMPN 6 Kota Bima. Oknum itu yang mencoba bermain dengan mempengaruhi guru lain untuk melakukan protes,” duga Alwi, Senin (13/3).
Menurutnya, permasalahan apapun yang terjadi antara guru dan kepala sekolah seharusnya tidak perlu mencuat di media. Apalagi curhat kepada guru diluar sekolah. Sehingga keharmonisan menjadi runyam, dan aib sekolah tersebar kemana-mana. (Baca. Dewan Turun ke SMPN 6, Kepala Sekolahnya Dinilai Arogan)
“Apapun kekurangan di sekolah, sebaiknya dibicarakan secara internal dan diselesaikan melalui musyawarah mufakat. Agar tercipta kembali iklim pendidikan yang baik, apalagi mau menjelang UN,” ujarnya.
Dikatakan Alwi, mengetahui ketidakharmonisan di sekolah setempat, pihaknya telah memanggil perwakilan guru dan kepala sekolah untuk dimintai keterangan. Berdasarkan hasil Barita Acara Pemeriksaan (BAP), terjadi upaya saling memaksakan kepentingan masing-masing dan tidak mau mengalah. Sehingga suasana semakin rumit. (Baca. Kepala SMPN 6 Gelar Konferensi Pers, Media Malah tidak Disuruh Bertanya)
Alwi menambahkan, polemik di SMPN 6 Kota Bima bila diperhatikan secara seksama, tercium aroma kepentingan beberapa oknum guru. Ini disebabkan dari kebiasaan guru-guru dengan kepala sekolah lama itu sangat mudah. Sementara saat ini, tidak bisa dilaksanakan karena beda pimpinan.
Beberapa oknum guru merasa nyaman dengan kepala sekolah yang dulu, yang diusulkan selalu disetujui. Tapi sekarang semua usulan guru tidak diterima kepala sekolah baru, karena banyak efek kerugian.
“Manajemen sekolah, kemudian program pengelolaan keuangan banyak dihapus kepala sekolah yang baru. Contoh ada pengumpulan uang pada siswa, yang dinilai merugikan wali murid,” ceritanya.
Oleh karena itu, bila saling mempertahankan ego antara guru dan kepala sekolah. maka ditakutkan akan berimbas siklus pendidikan. Psikologis siswa terganggu bila terjadi mogok mengajar.
“Meskipun mogok mengajar baru sekedar isu, tapi ini dapat membahayakan dunia pendidikan di Kota Bima. Bila benar itu terjadi, maka tidak ada pilihan lain Dikbud akan rekomendasikan beberapa oknum guru dan kepala sekolah akan diganti,” tegasnya.
*Kahaba-04