Kabar Kota Bima

Rembuk Stunting Digelar, Wawali Tegaskan Ini Ancaman Masa Depan Generasi Kota Bima

160
×

Rembuk Stunting Digelar, Wawali Tegaskan Ini Ancaman Masa Depan Generasi Kota Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima menggelar Rembuk Stunting di Aula Kantor Pemkot Bima, Selasa 23 September 2025.

Wakil Wali Kota Bima bersama jajaran pegawai usai kegiatan Rembuk Stunting. Foto: Eric

Kegiatan ini menjadi ajang evaluasi, koordinasi, sekaligus penguatan komitmen bersama lintas sektor dalam percepatan penurunan angka stunting di Kota Bima.

Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, Kepala DPPKB H Ichwanul Muslimin, Kepala Bappeda Syarif Rustaman, perwakilan OPD, camat, lurah, serta unsur BUMN dan stakeholder lainnya.

Dalam laporannya, Kepala DPPKB H Ichwanul Muslimin menekankan bahwa stunting bukan hanya isu lokal, melainkan masalah nasional yang menjadi perhatian serius pemerintah pusat.

“Stunting adalah masalah besar bangsa ini, sehingga perlu ditangani bersama melalui kolaborasi lintas sektor. Kota Bima harus ikut berkontribusi dalam menurunkan angka stunting setiap tahun,” jelasnya.

Ia mengakui, DPPKB bersama pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai program, mulai dari pemberian makanan tambahan bergizi, distribusi telur, hingga edukasi gizi keluarga.

“Kami berharap, melalui rembuk ini stakeholder yang hadir dapat menyampaikan masukan dan rencana aksi nyata, agar angka stunting di Kota Bima terus menurun,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan menegaskan bahwa stunting adalah alarm bahaya bagi masa depan bangsa.

“Anak-anak yang tumbuh dengan stunting bukan hanya pendek secara fisik, tetapi juga terhambat perkembangan otaknya, melemahkan daya saingnya, dan membatasi masa depan mereka. Jika kita abai, maka yang hilang bukan sekadar angka statistik, tetapi generasi penerus bangsa,” tegasnya.

Feri menyebut, percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan satu dinas saja. Semua OPD harus bersinergi. Dinas PUPR dan Perkim harus memastikan sanitasi dan akses air bersih, Dinsos memastikan bantuan tepat sasaran, Dikpora menanamkan pola hidup sehat sejak dini. Semua harus bergerak bersama.

Ia menambahkan, keluarga adalah benteng pertama pencegahan stunting. Dimulai dari calon pengantin yang sehat, ibu hamil dengan gizi baik, hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak yang harus dijaga. Itu masa emas yang tidak boleh hilang.

Wakil Wali Kota menegaskan, keberhasilan gerakan ini membutuhkan sinergi lintas sektor, keterlibatan masyarakat, serta perubahan perilaku kolektif.

“Perjuangan kita hari ini akan menentukan wajah Kota Bima 20–30 tahun mendatang. Jika kita serius, insyaallah akan lahir generasi emas: anak-anak yang sehat, cerdas, berkarakter, dan siap bersaing secara global,” pungkasnya.

*Kahaba-01