Kabar Bima

Pengiriman Bawang Merah Bima Distop

425
×

Pengiriman Bawang Merah Bima Distop

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Setelah Bulog Subdivre II Bima diberikan target oleh Pemerintah Pusat untuk menyerap Bawang Merah sebanyak 750 ton hingga bulan Mei, kini Perum Bulog RI mengeluarkan kebijakan baru, pemberhentian pengiriman Bawang Merah, hingga batas waktuyang belum ditentukan.

Kepala Bulog Subdivre II Bima R. Gunadharman saat konferensi pers. Foto: Bin
Kepala Bulog Subdivre II Bima R. Gunadharman saat konferensi pers. Foto: Bin

Tentu, kebijakan tersebut terkesan mendadak, ditengah gencarnya Bulog Subdivre II Bima menyerap Bawang Merah kepada petani dengan harga Rp 20perkilogram. Padahal pemenuhan target awal sebanyak 750 ton hingga Mei, belum terealisasi.

Kepala Bulog Subdivre II Bima R. Gunadharma mengaku tanggal 25 Mei, pihaknya menerima Fax dari Perum Bulog, yang isinya menegaskan kembali pembelian Bawang Merah, dan untuk sementara waktu dihentikan.

“Belum ada keputusan sampai kapan pemberhentian penyerapan ini. Kami di daerah hanya pelaksana dan patuh terhadap kebijakan dari pusat,” ujarnya, Senin (30/5).

Dijelaskannya, pemberhentian pengiriman Bawang Merah tersebut, karena beberapa alasan. Namun yang paling besar karena kondisi tempat penyimpanan di gudang Kelapa Gading Jakarta sudah penuh. Sehingga Bawang dari berbagai daerah yang masuk, seperti Bima juga beresiko terjadi kerusakan dan tidak layak dipasarkan. Belum lagi antrian bongkar muat di gudang yang bisa mencapai tiga hari.

Penyebab lain, perawatan bawang itu harus ekstra, jika tidak dilakukan perawatan ekstra, maka akan rusak. Saat pengiriman dari Bima ke Jakarta selama 3 hari saja, terjadi penguapan, kadar airnya yang tinggi menyebabkan Bawang menjadi rusak.

“Permasalah yang paling besar di kita juga yakni dsitribusi. Saandainya lancar, maka harga Bawang juga akan lancar,” ucapnya.

Jadi, sambungnya, sisa Bawang Merah Bima yang belum dikirim sebanyak 200 lebih ton. Sisa tersebut, masih menunggu kebijakan Pemerinta Pusat, kapan bisa mulai disalurkan dan diserap kembali dari para Kelompok Tani.

*Bin