Kota Bima, Kahaba.- Pertanyaan yang disusun para pakar dan disampaikan oleh moderator kepada pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bima HM Lutfi – Feri Sofiyan, menyinggung soal pengurangan resiko bencana. Pertanyaan itu pun dijawab cerdas dan lugas oleh mantan anggota DPR RI 2 periode HM Lutfi.
Moderator Doktor Kadri menyampaikan, pada misi keempat pasangan nomor 2, menyebutkan isu soal pengurangan resiko bencana. Saat ini pun menjadi isu strategis yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah.
Terkait dengan topografi alam Kota Bima yang rentan dengan bencana banjir, karena dikeliling perbukitan dan banjir kiriman dari daerah lain. Ditanyakan apakah strategi dari pasangan calon nomor 2 untuk menyelaraskan proses koordinasi dalam penanganan bencana di masa yang akan datang?
Lutfi menjawab, selagi dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR RI dan berada di Komisi yang membidangi bencana alam. Strategis yang digunakan dalah one system one integrated. Bagaimana persoalan bencana banjir ini bisa dibenahi dari hulu ke hilir. Kemudian bagaimana saat ini sedimentasi yang ada di muara begitu tinggi dan tidak pernah dipedulikan oleh pemerintah bisa diselesaikan dengan baik.
Lalu, ia bersama Feri Sofiyan jika dikehendaki oleh Allah SWT untuk menjadi Walikota dan Wakil Walikota Bima akan membuat Perda tentang elevasi. Sehingga tanaman dan lahan kemiringan di atas 20 persen bisa diberikan satu solusi. Kemudian lumpur dari banjir kiriman tidak terbawa ke Kota Bima.
“Kami juga akan membuat regulasi yang mengkaji kembali tentang tata ruang, serta penataan drainase yang sembrawut. Ini bukan saya yang bilang, tapi oleh mantan pelaksana tugas Sekda Kota Bima,” sebutnya.
Kemudian yang paling penting juga sambung Lutfi, politik anggaran juga harus mendukung penuh rencana tersebut. Karena tidak mungkin selama ini harus menaruh harapan pada pemerintah provinsi.
Dirinya juga berharap, penanganan banjir kedepan harus berdasarkan rasa kemanusiaan. Tidak menggusur orang – orang yang ada di pinggir sungai dan mengabaikan hak hidup mereka yang selama ini menempati lokasi tempat tinggal.
“Intinya penanganan banjir harus ada terobosan lain yang tidak mengusik rasa kemanusiaan warganya,” tegas Lutfi.
Sebelumnya, pada segmen awal Lutfi juga memaparkan sejumlah program perubahan yang harus terus disampaikan kepada rakyat Kota Bima. Seperti mendorong usaha kecil menengah, sehingga apapun jenis usaha dapat tumbuh dengan baik di Kota Bima.
“Angka kemiskinan yang ada 9,53 persen, begitu juga dengan angka pengangguran yang ada sebanyak 9,8 persen. Maka perlu adanya kesungguhan pemimpin untuk menggeliatkan sektor ekonomi di Kota Bima,” inginnya.
Pada bidang kesehatan kata dia, tidak pernah ada di Kota Bima sistem kesehatan daerah. Maka pihaknya akan rubah pelayanan kesehatannya, sehingga terpadu dari bawah ke atas. Kemudian daerah memiliki RSUD Rujukan dan memiliki BPJS bagi masyarakat miskin serta pelayanan kesehatan yang semua terintegrasi.
Untuk reformasi birokrasi, Lutfi – Feri akan membuat 8 kriteria. Diantaranya dengan menekankan reward and punishment. Lalu membangun the right man on the right place, sehingga tindak mengangkat pegawai dengan cara memungut upeti. Jika itu terjadi, maka akan hancur daerah ini.
“Masalah pendidikan juga. Harus membangun karakter Maja Labo Dahu. Karena nilai – nilai ini tercerabut dari akarnya, sehingga orang-orang berani memfitnah orang lain tanpa rujukan yang jelas,” kritiknya.
Mengenai penegakkan hukum jelas Lutfi, jangan sampai terus tumpul ke atas tajam ke bawah. Sehingga siapapun bisa berbuat seenaknya dan memberikan contoh yang tidak baik untuk masyarakat.
“Kami juga akan mendorong pembangunan masjid yang terbengkalai selama 16 tahun juga sebagai Islamic Centre. Katanya Kota Bima religius, mana buktinya. Intinya, periode Lutfi – Feri akan menyelesaikan itu semua,” tambahnya.
*Kahaba-01