Kota Bima, Kahaba.- STIE Bima menjadi salah satu perguruan tinggi di NTB, selain STKIP Bima, yang mendapat kesempatan untuk mendapat Program Asuh Menuju Program Studi Unggul Tahun 2018 dari Universitas Lampung (Unila). Kesempatan itupun ditindaklanjuti dengan Pelatihan Penyusunan Dokumen SPMI dan Borang Akreditasi Bagi PTS Asuhan, yang digelar di STIE Bima, Rabu (8/8). (Baca. STIE dan STKIP Bima Dapat Program Asuh Menuju Studi Unggul Dari Universitas Lampung)
Ketua STIE Bima Firdaus mengungkapkan rasa bahagia dan terimakasihnya karena bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Sebab, ia berterus terang jika STIE masih tertinggal jauh dengan perguruan tinggi lain yang ada di Bali dan pulau Jawa. Terutama soal mutu pendidikan.
“Harapan kami dari pelatihan ini, kita bisa mengejar peningkatan mutu pendidikan. Agar penyelenggaran pendidikan ini bisa mengikuti perkembangan zaman yang kian pesat,” harapnya.
Apalagi saat ini kata pria dengan gelar Magister Manajemen itu, zaman sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Era yang menekankan pada pola digital economy. Maka menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah, termasuk bisa menghasilkan dosen berkualitas, yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
“Era industri 4.0 nanti akan banyak sistem yang harus dilengkapi. Seperti penelitian dosen dan pengabdian masyarakat,” katanya.
Dari semua itu sambungnya, perguruan tinggi sekarang harus bisa menghasilkan mahasiswa yang punya mutu dan kualitas. Tidak cukup memiliki kampus yang mentereng karena gedung dan fasilitasnya.
“Untuk itu sangat penting pelatihan ini digelar, agar bisa saling meningkatkan mutu dan kampus STIE bisa meningatkan predikat akreditasi,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan Universitas Lampung Prof Murhadi menjelaskan, di tahun 2018 ada 29 perguruan tinggi yang dipilih Dikti untuk mendapatkan asuhan. Hanya saja ada sejumlah syarat dan ketentuan yang ditetapkan Dikti. Diantaranya, perguruan tinggi yang diasuh wajib berada di luar provinsi. Bila perlu, semakin jauh semakin bagus.
“Tahun ini kita dapat di NTB, STIE Bima dan STKIP Bima,” sebutnya.
Kata Murhadi, pihaknya berada di Bima selama 4 hari. Selama itu akan memberikan pelatihan kepada 15 orang peserta. Salah satu out put dari kegiatan ini, menghasilkan auditor internal yang diakui dan memiliki sertifikat.
Untuk itu, dirinya berharap pelatihan ini dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Karena sesuai regulasi, auditor internal harus ada minimal 10 persen dari dosen tetap yang ada di perguruan tinggi.
“Jadi semacam akan ada kepuasan dan rasa bangga tersendiri melihat perguruan tinggi asuhan yang berkembang dengan baik. Apalagi ada peningkatan status akreditasi,” tambahnya.
*Kahaba-01