Kota Bima, Kahaba.- Peternak di Kota Bima menyorot program pembagian bibit ayam oleh Pemerintah Kota Bima yang mulai diberlakukan kembali tahun 2021. Pasalnya, program tersebut pada tahun 2020 dinilai gagal, karena penerima manfaat tidak menjalankannya dengan baik.
Menindaklanjuti masuknya bantuan bibit ayam kampung super 4.800 ekor pada hari Kamis kemarin, sejumlah peternak berkumpul untuk membahasnya. Sebab masuknya bibit tersebut bakan kembali mengancam pasar para peternak.
Syaiful Ma’aruf, salah seorang peternak di Rabangodu Selatan menegaskan, pengadaan bibit itu proyek gagal. Namun kembali dijalankan oleh Pemerintah Kota Bima pada tahun 2021.
“Tahun lalu saja gagal, penyaluran bibit tidak tepat sasaran atau bukan ke peternak. Bahkan dibagikan ke masyarakat yang tidak punya kandang, sehingga gagal. Lantas kenapa masih dilanjutkan,” sorotnya saat berkumpul di Kelurahan Panggi, Jumat siang (13/8).
Menurut dia, bibit bantuan yang sudah disalurkan kemarin sebanyak 4.800 untuk 8 kelompok. Rencananya, tahun ini pemerintah akan menyalurkannya sebanyak 15 ribu ekor bibit.
“Besok lusa lagi, bibit itu akan disalurkan kepada penerima manfaat yang tidak tepat sasaran,” katanya.
Peternak ini pun meminta kepada Pemerintah Kota Bima melalui dinas terkait untuk menghentikan proyek progam yang sudah gagal tersebut. Selain tidak tepat sasaran, juga berdampak pada peternak yang sudah ada.
Hal yang sama juga disampaikan oleh peternak di Kabupaten Bima, Om Dino. Saat menghadiri pertemuan dengan para peternak siang ini, merasakan dampak langsung dari program Pemerintah Kota Bima tersebut. Tahun lalu saja, mereka kesulitan pasar, karena ayam yang dijual jauh di bawah standar pasar.
“Kami ini peternak yang sudah berjalan 8 tahun. Tapi semenjak program bantuan ini masuk, terganggu pasar kita,” keluhnya.
Om Dino menegaskan, jika pemerintah berpikir program ini niatnya membuka lapangan kerja. Namun di sisi lain, justru membunuh peternak yang sudah berjalan saat ini.
“Bantuan tidak tepat sasaran, akhirnya lapangan kerja penerima bantuan ini tidak berjalan baik, karena tidak paham. Sementara peternak lama, resah dan bisa gulung tikar,” sesalnya.
Sementara itu, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kota Bima Juwaihar mengaku, ini merupakan program prioritas Pemerintah Kota Bima untuk stimulan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang lapangan kerja.
“Mengenai program ini kami selaku tim teknisnya,” jelas Juwaihar.
Disinggung soal proyek gagal seperti diutarakan para peternak, Juwaihar mengaku pihaknya memiliki data mana kelompok yang lanjut berkembang, dan mana kelompok yang gagal karena ayam mati dan berpenyakit.
*Kahaba-01