Kabupaten Bima, Kahaba.- Aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Adi Supriadi menilai kasus yang menimpa rekannya Delian Lubis tersirat maksud lain dibaliknya. Pasalnya, momentum ketegangan antara Desa Nisa dan Desa Cenggu dimanfaatkan oknum yang selama ini menanam dendam terhadap Lubis. Karena Lubis, sering kali menguak kasus pejabat dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilainya tak berpihak kepada rakyat.
Menurut mantan tahanan kasus tambang Lambu itu, selama aktif bersama Lubis di LMND, memang karakter Lubis dikenal keras dan tak pernah bungkam terhadap penindasan. Ia selalu lantang dan ‘melawan’ kekuasaan. “Sering kali, saat bersama Lubis, Kami mendapat teror dan ancaman dari oknum yang tak bertanggungjawab,” pungkasnya.
Dari kronologis kejadian dan hasil investigasi anggota LMND, menurut Adi, Lubis semestinya bisa diselamatkan dan diamankan petugas kepolisian. “Sekitar sejam dia (Lubis) berada di rumah salah satu warga yang memang biasa dikunjungi Lubis di Desa Nisa itu. Semestinya, mendengar adanya reaksi pencarian warga terhadap Lubis, pihak kepolisian yang berada di dekat TKP harus melakukan upaya pengamanan terhadap Lubis,” ungkapnya kepada Kahaba, Selasa, 13 Agustus 2013.
Ia mengklaim, pihak kepolisian diduga melakukan ‘pembiaran’ dan muncul di TKP setelah Lubis dianiaya. “Kasus ini harus diungkap sampai dalang dan aktor intelektual di dalamnya,” duga Adi.
Walaupun demikian, Adi pun berharap agar kepada Pemerintah dan pihak Kepolisian segera mengusut tuntas kasus penganiayaan itu. Dirinya bersama teman-teman lainnya, rencananya akan menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk solidaritas terhadap penuntasan kasus ini. “Jangan karena Lubis warga Cenggu yang kebetulan sedang bersitegang dengan wagga Desa Nisa dimanfaatkan atas unsur dugaan dendam orang lain terhadap Lubis,” tandasnya. [BM]