Kota Bima, Kahaba.- Suasana Taman Ria Kelurahan Monggonao, Kamis 30 Oktober 2025, dipenuhi semangat literasi dan kreativitas. Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) sukses menyelenggarakan Mbojo Literation Festival (MLF), ajang budaya dan intelektual yang mengajak masyarakat untuk lebih mencintai membaca, menulis, dan berkarya.
Acara ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Bima H A Rahman H Abidin, didampingi Wakil Wali Kota Feri Sofiyan, serta unsur Forkopimda, Kepala OPD, camat, lurah, perwakilan BUMN, kepala sekolah, dan para pelajar dari berbagai sekolah.
Dalam sambutannya, Kepala DPAD Kota Bima, Ahmad Mufrad menegaskan pentingnya membangun budaya literasi secara menyeluruh di tengah masyarakat modern yang kini hidup dalam arus digital dan informasi cepat.
“Literasi bukan sekadar membaca dan menulis. Kini literasi mencakup banyak aspek, digital, finansial, hingga budaya. Melalui MLF, kami ingin membangun ekosistem literasi yang hidup dan kreatif, agar masyarakat Bima tumbuh menjadi masyarakat yang cerdas, inovatif, dan berkarakter,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bima H A Rahman H Abidin menuturkan, Mbojo Literation Festival bukan sekadar festival buku atau ajang seni kata, melainkan gerakan kebudayaan dan kebangkitan intelektual masyarakat Bima.
“Melalui MLF ini, kita ingin menegaskan bahwa literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, menalar, dan mencipta. Dari sanalah lahir masyarakat yang cerdas, kritis, dan berdaya,” tegasnya.
Wali Kota juga mengulas kekayaan sastra dan sejarah Bima yang patut dibangkitkan kembali melalui kegiatan literasi.
Ia menyinggung karya klasik seperti Bo Sangaji Kai, naskah sejarah kesultanan Bima yang menjadi warisan intelektual tinggi masyarakat, serta Kapatu Mbojo dan Tambo Bima yang kini tersimpan di arsip kesultanan dan Leiden, Belanda.
“Kita memiliki warisan sastra yang luar biasa. Melalui MLF, mari kita kenalkan kembali khazanah intelektual dan budaya Bima kepada generasi muda,” ujarnya penuh semangat.
Rahman juga mengingatkan agar MLF tidak berhenti pada seremoni tahunan semata, tetapi menjadi gerakan literasi berkelanjutan yang menjangkau sekolah, kampung, dan ruang digital.
“Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memenuhi ruang digital dengan karya dan gagasan yang mencerahkan, bukan ujaran kebencian atau disinformasi. Masa depan bangsa ditentukan oleh kemampuan kita mengubah informasi menjadi ilmu, dan ilmu menjadi kebijaksanaan,” pungkasnya.
Mbojo Literation Festival 2025 menampilkan berbagai kegiatan menarik, mulai dari bazar buku, lomba menulis, pameran karya literasi pelajar, hingga pertunjukan seni budaya lokal. Acara ini menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga soal menyulam pengetahuan dengan jati diri dan kebudayaan.
*Kahaba-01













