Kabar Kota Bima

Tancap Gas, FPRB Mbojo Matenggo Gotong-Royong di Ntobo

388
×

Tancap Gas, FPRB Mbojo Matenggo Gotong-Royong di Ntobo

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Setelah menggelar rapat koordinasi usai pelantikan pengurus baru Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo Kota Bima, langsung tancap gas menunjukan kinerja dengan melaksanakan gotong-royong di Kelurahan Ntobo, Jumat pagi (24/12).

Tancap Gas, FPRB Mbojo Matenggo Gotong-Royong di Ntobo - Kabar Harian Bima
Foto bersama Ketua FPRB Mbojo Matenggo di sela-sela kegiatan gotong royong di Kelurahan Ntobo. Foto: Bin

Kegiatan tersebut bersama warga Kelurahan Ntobo, dibantu TSBK, Babinsa dan Babinkamtibmas. Nampak juga Anggota DPRD Kota Bima Syahbuddin, Lurah Ntobo  yang ikut membersihkan material lumpur yang memenuhi drainase di jalan kelurahan setempat.

Tancap Gas, FPRB Mbojo Matenggo Gotong-Royong di Ntobo - Kabar Harian Bima

“Ini kelurahan pertama, gotong-royong saluran drainase ini jadi bagian visi FPRB Mbojo Matenggo. Selain upaya pengurangan resiko bencana banjir, juga guna membangun kembali budaya gotong-royong di tengah masyarakat,” jelas Ketua FPRB Mbojo Matenggo Syamsurih.

Menurut Syamsurih, ini perlu dilakukan untuk mengembalikan fungsi drainase, sehinrgga saat hujan air dapat mengalir dengan baik dan tak meluap ke jalan dan pemukiman warga.

” Alhamdulillah responNtobo sangat luar biasa bersama melakukan gotong-royong hari ini,” ujar pria yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bima itu.

Menurutnya, rupanya budaya gotong-royong masyarakat Ntobo masih mengakar, tak saja saat bersama FPRB pun pada setiap aktivitas apapun. Ini tentu budaya leluhur yang perlu terus dilestarikan.

Dirinya juga mengucapkan terima pada PUPR dan DLH yang ikut hadir membantu dan mendukung dengan mengerahkan alat beratnya untuk mengangkut material tanah yang dikeluarkan hasil gotong-royong.

Di tempat yang sama, Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo Anwar Arman mengaku kegiatan gotong-royong bersama masyarakat akan terus berlanjut dibeberapa kelurahan lain.

“Kami mengajak masyarakat meminimalisir dan melakukan pencegahan adanya genangan air saat curah hujan,” ajaknya.

Lurah Ntobo Sarifuddin mengaku, bukan hal baru bagi masyarakat Ntobo melakukan gotong-royong, karena sudah menjadi budaya leluhur yang masih terjaga.

Bahkan saat sering terjadinya banjir gunung terjadi beberapa waktu lalu, warga tanpa menunggu alat berat dari pemerintah langsung turun bersama melakukan pembersihan pada sejumlah titik-titik jalan dipenuhi material lumpur.

“Hari ini pun bersama FPRB warga juga antusias,” tambahnya.

*Kahaba-01