Kota Bima, Kahaba.- Data cut off tertanggal 31 Agustus 2022 yang disampaikan 19 lembaga PKBM dan satu SKB, jumlah angka warga putus sekolah dan tidak tamat pendidikan formal mencapai 993 orang.
Kabid PNF Dinas Dikpora Kota Bima Zainuddin menyampaikan, berdasarkan hasil koordinasi dengan lembaga pendidikan terkait masih tingginya angka putus sekolah atau tidak tamat tersebut, dikarenakan sejumlah faktor seperti pindah ke luar daerah, pernikahan dini, persoalan proses hukum serta sejumlah faktor lain.
“Angka putus sekolah dan tidak tamat mencapai 993 merupakan sangat tinggi, tentu berpengaruh pada raport pendidikan,” ujarnya, Selasa 21 Februari 2023.
Dengan tingginya angka tersebut, maka pihaknya kini mulai intens turun monitoring dan evaluasi (Monev) pada 19 PKBM dan satu SKB. Untuk memastikan jumlah warga belajar yang disampaikan sesuai data cut off, yang akan mengikuti jenjang belajar paket A, B dan C.
“Tahun 2023 ini dana bantuan BOP kesetaraan mencapai Rp 1,5 miliar lebih untuk 19 PKBM dan satu SKB, yang dipusatkan pada program pengentasan angkat putus sekolah dan tidak tamat Sekolah Sehingga kami tidak ingin anggaran pemerintah pusat itu terbuang percuma, jika angka putus sekolah masih tinggi,” katanya.
Mantan Lurah Mande itu menambahkan, Monev yang akan dilakukan tersebut juga sekaligus ingin memastikan apakah data cut off 993 angkat putus sekolah ini warga Kota Bima atau ada warga luar daerah yang diinput oleh lembaga pendidikan. Sehingga ada dugaan kuat agar bisa mendapatkan dana BOP yang lebih tinggi, sehingga memasukan data orang lain.
“Kami tegaskan, jika ada lembaga yang mencoba memalsukan data warga belajar demi mengejar keuntungan pribadi, maka kami siap menindak tegas,” pungkasnya.
*Kahaba-04
