Mataram, Kahaba.- Calon Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2019 – 2024 terpilih Daerah Pemilihan Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima, Akhdiansyah mengatakan, pasca resmi dilantik sebagai anggota DPRD NTB, dirinya akan siap mendukung anggaran proses pemulihan (recovery) sektor pariwisata pasca gempa diperbesar.
“Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang banyak berkontribusi bagi prekonomian masyarakat, termasuk PAD Pemprov NTB maupun kabupaten kota,” kata Akhdiansyah, saat menjadi pembicara di diskusi Menatap Masa Depan Pariwisata NTB Pasca Gempa, di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram, Senin (5/7).
Menurut Akhdiansyah, sebagai upaya mendukung proses pemulihan pasca gempa, selain promosi dan sosialisasi, dukungan dari sisi anggaran untuk membangun kembali fasilitas pendukung yang rusak akan menjadi prioritas untuk diperjuangkan. Itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan, supaya mau kembali berkunjung ke NTB.
“Dalam memajukan pariwisata itu, di dalamnya selain terkait kemampuan promosi soal keindahan, keamanan dan kenyamanan. Ada juga aspek politik, persaingan dengan daerah lain,” katanya
Khusus untuk Pulau Sumbawa terutama kawasan Samota, pria yang akrab disapa Guru To’i tersebut siap mengawal kebijakan Pemprov di bidang pariwisata. Apalagi pasca gempa lalu, Kemenpar telah menggelontorkan 600 lebih paket pariwisata, sebagai upaya mengembangkan pariwisata pasca gempa.
“Jangan sampai anggaran besar membangun sektor pariwisata disalahgunakan, karena seringkali Pemda juga dalam mengukur keberhasilan pembangunan dijalankan sangat normatif. Pembangunan dianggap berhasil kalau semua anggaran habis dibelanjakan, bukan diukur pada capaian program” terangnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Baiq Mulianah mengatakan, dalam upaya memulihkan dan memajukan pariwisata, tidak cukup hanya dilakukan dengan membangun fisik, tapi bagaimana memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan.
Ia menyampaikan pengalamannya ketika mampu meyakinkan Konjen China untuk datang dan berkunjung ke daerah kawasan terdampak gempa di Gili Terawangan. Ini pelajaran penting, bahwa pariwisata tidak saja menyangkut alam dan budaya, tapi juga rasa ingin tahu apa yang terjadi, sebagai dasar tertarik secara alamiah mencari sesuatu yang baru.
“Substansi dari pariwisata itu rasa ingin tahu dan mengenal harmoni kehidupan yang berlangsung di tengah masyarakat yang dikunjungi, termasuk nilai sosial budaya dan kearifan lokal,” tandasnya.
*Kahaba-07