Kota Bima, Kahaba.- Banjir pasang (rob) kembali menggenangi Kawasan Pelabuhan Bima pada Sabtu (24/5) pagi. Akibat air laut setinggi lutut itu, aktifitas pelayanan pelabuhan praktis mengalami gangguan. Rob juga berdampak ke sejumlah pemukiman penduduk di wilayah pesisir Kota Bima.
Tinggi muka air laut secara bertahap meninggi, hingga pada sekitar pukul 9.00 wita terjangan air laut masuk ke dalam areal pelabuhan. Akibatnya, aktifitas bongkar muat pada dermaga pelabuhan terganggu. Sejumlah kapal dagang yang telah lama lego jangkar pun tak bisa menaikkan dan menurunkan muatan.
Tak hanya itu, aktifitas pelayanan penumpang pada dermaga perahu bermotor tujuan Kecamatan Donggo dan Soromandi pun terimbas banjir rob. Untuk sampai ke atas boat, para penumpang tujuan Desa Bajo, Sai dan Sampungu itu harus rela berbasah-basahan karena melewati genangan air.
Febi, salah seorang pedagang kaki lima di dalam area pelabuhan mengaku, hampir setiap tahun dirinya mendapati fenomena cuaca ini terjadi. Bahkan menurutnya, dalam satu tahun bisa banjir rob bisa saja datang sampai tiga kali. “Biasanya terjadi pada siang hari, air laut masuk dan beberapa jam kemudian surut meninggalkan lumpur,” tukasnya.
Sebagai orang yang menggantungkan nafkahnya pada ramainya pengunjung pelabuhan, hal ini tentunya berimbas pada kerugiannya. Karena menurutnya, saat banjir datang biasanya para penumpang perahu yang hendak menyeberang tidak lagi memikirkan untuk membeli barang dagangannya. “Rugi pak. Karena basah, pembeli lebih memilih untuk lekas meninggalkan pelabuhan. Kami juga tidak bisa berkeliling untuk jualan,” tukas Febi.
Selain menggenangi Pelabuhan Bima, banjir rob juga menerjang masuk ke dalam pemukiman penduduk. Tiga Rukun Tetangga (RT) di sekitar pelabuhan dilaporkan ikut direndam air setinggi lutut orang dewasa. [BS]