Kabar Kota Bima

Brida Gandeng UMBO Gelar FGD Studi Fenomenologi, Konstruksi Makna Budaya Maja Labo Dahu

78
×

Brida Gandeng UMBO Gelar FGD Studi Fenomenologi, Konstruksi Makna Budaya Maja Labo Dahu

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Bima bekerja sama dengan Universitas Mbojo (Umbo) menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Studi Fenomenologi: Konstruksi Makna Budaya Maja Labo Dahu”, Kamis 2 Oktober 2025 di Museum Samparaja, Kelurahan Monggonao.

Forum Group Discussion (FGD) bertema Studi Fenomenologi Konstruksi Makna Budaya Maja Labo Dahu. Foto: Eric

Kegiatan tersebut dihadiri Staf Ahli Bidang Pemerintahan Setda Kota Bima H Mukhtar, Kepala Brida Kota Bima Arif Roesman Effendy, Sekretaris Lembaga Umbo Hendra, Kepala Museum Samparaja Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, tokoh Alamtara Institute H Abdul Wahid, serta para narasumber seperti Lubis Hermanto, Ariani Rosadi, dan Haeril.

Kepala Brida Kota Bima Arif Roesman Effendy dalam sambutannya menyampaikan, masyarakat Bima sejak dulu sarat akan makna dan nilai luhur. Nilai tersebut menjadi pedoman moral, membentuk karakter, menjaga harmoni sosial, sekaligus menjadi kontrol perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam konteks pemerintahan, Maja Labo Dahu mengajarkan tentang kejujuran, keberanian, rasa malu berbuat salah, serta ketakutan melanggar aturan. Nilai-nilai itu sangat relevan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan berintegritas,” jelasnya.

Namun, menurutnya, nilai luhur itu kini mulai bergeser akibat perkembangan zaman dan derasnya arus informasi di media sosial.

“Sayangnya, media sosial kerap digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan justru menjauhkan kita dari nilai budaya,” terangnya.

Melalui FGD dengan pendekatan fenomenologi ini, pihaknya ingin menggali lebih dalam bagaimana ASN, stakeholder pembangunan, hingga masyarakat umum memaknai Maja Labo Dahu dalam kehidupan sosial, tata kelola pemerintahan, serta pelayanan publik.

Hasil diskusi ini akan menjadi dasar memperkuat budaya organisasi pemerintahan yang berakar pada kearifan lokal, mendukung visi Kota Bima yang maju, berkartabat, dan berkelanjutan.

“Bahkan ke depan, hasil kajian ini bisa dijadikan rumusan kebijakan daerah dalam bentuk Perwali atau Perda sebagai payung hukum internalisasi budaya Maja Labo Dahu,” tandasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Setda Kota Bima, H Mukhtar memberikan apresiasi tinggi. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi upaya penting menjaga kelestarian budaya Bima yang mulai terkikis perkembangan zaman dan teknologi.

“Pemerintah sangat mendukung kegiatan ini. Semoga terus dilakukan agar nilai luhur Maja Labo Dahu tetap hidup di tengah masyarakat dan menjadi identitas orang Bima,” pungkasnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama OPD, budayawan, serta mahasiswa yang dipandu moderator Asriyadin.

*Kahaba-04