Kota Bima, Kahaba.- Ada yang berubah di Kelurahan Penatoi Kota Bima. Masyarakat di sana kini sedang bergerak bersama, mengubah jalan hidup dengan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar. Proyeksi mesin cuan bakal segera berputar.
Adalah anak sungai atau selokan anak Sungai Dam Salo kini sedang ditata untuk kehidupan yang lebih baik. Dari jalur sampah terpanjang, kini diubah menjadi budidaya ikan air tawar.
Darussalam, salah satu penggagas kegiatan tersebut menjelaskan, anak Sungai Dam Salo memiliki histori yang melekat dengan warga Penatoi. Di zaman lampau selain sebagai sumber air irigasi untuk lahan pertanian di wilayah mpunda, juga tempat anak-anak Penatoi menghabiskan masa kecil.
Belakangan ini, cerita tentang anak sungai telah berubah bahkan menjadi satu tempat yang selalu mengundang keprihatinan. Anak sungai telah berubah fungsi bak menjadi tempat sampah yang terpanjang yang ada di tanah Bima.
“Berbagai jenis sampah memenuhi aliran anak Sungai Dam Salo. Perubahan tersebut menjadikan aliran anak Sungai Dam Salo bagai mutiara dalam kubangan lumpur. Artinya seperti potensi harta karun yang tidak terlihat,” katanya, Kamis (5/5).
Menurut dia, anak Sungai Dam Salo memiliki panjang sekitar 1 kilometer, dengan lebar kurang lebih 3 meter serta memiliki kedalaman sekitar 2 meter dan air mengalir sepanjang tahun tanpa pernah ada kekeringan air.
Puluhan tahun sudah, anak Sungai Dam Salo menjadi aliran sampah terpanjang. Saat itu pula potensi anak Sungai Dam Salo terpendam dalam tekanan sampah yang mengalir sepanjang tahun sepanjang aliran anak sungai.
“Namun, mulai hari ini berlahan wajah anak Sungai Dam Salo mulai berubah, seiring perubahan kesadaran akan potensi terpendam yang mulai terkuak,” jelasnya.
Implementasi gagasan besar untuk menjadikan anak Sungai Dam Salo sebagai salah satu potensi sumber ekonomi, sekaligus jalan kesejahteraan bagi warga Penatoi melalui pemanfaatan anak Sungai Dam Salo sebagai tempat pengembangan budidaya ikan air tawar, menghadirkan satu spirit baru akan potensi dan peluang ekonomi yang sangat besar.
Sebagai spirit dan motivasi, mulai terlihat bagaimana implikasi ekonomi yang akan dirasakan manfaatnya bagi warga Penatoi. Misal saja mengestimasikan bahwa akan ada 100 kolam yang membentang sepanjang aliran anak sungai, maka paling tidak ada 500.000 ikan yang bisa ditabur dan dibudidaya jika perkolam di isi dengan 5.000 ekor ikan.
Kemudian sambungnya, jika dikalkulasikan dalam hitungan produksi normal, paling tidak budidaya ikan di anak Sungai Dam Salo akan menghasilkan sekitar 100 ton persekali musim panen dengan jangka waktu 4 bulan, jika dikonversi dalam rupiah setidaknya persatu periode panen, akan menghasilkan sekitar Rp 4 miliar.
“Kalau kemudian diasumsikan setahun bisa melakukan panen dua kali maka angkanya sangat fantastis bisa menembus angka Rp 8 miliar rupiah,” paparnya.
Darussalam menambahkan, potensi tersebut semakin diperkuat oleh kondisi ketersedian pasar yang sangat sangat terbuka, karena hampir ratusan ton ikan air tawar yang beredar di Pasar Kota Bima.
“Hampir 100 persen ikan-ikan tersebut di import dari daerah lain seperti Lombok dan lain lain,” pungkasnya.
*Kahaba-01