Potret Bima

Kaleidoskop Sepuluh Tahun Kota Bima

567
×

Kaleidoskop Sepuluh Tahun Kota Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kota Bima secara resmi berumur sepuluh tahun pada 10 April 2012, sepekan yang lalu. Dalam perjalanan usianya, Kota Bima sudah melewati banyak kejadian sejak  ditingkatkan statusnya dari Kota Administratif menjadi sebuah Kota yang definitif. Redaksi kahaba mencoba menyajikan data-data kejadian yang dirangkum dari berbagai sumber, terutama dari arsip-arsip pemberitaan media online lainnya.

Walaupun masih terdapat keterbatasan data karena referensi catatan sejarah, lewat “Kaleidoskop Sepuluh Tahun Kota Bima” ini  redaksi berharap semoga rentetan kejadian di bawah ini bisa menjadi informasi tersendiri bagi pembaca untuk mengetahui apa saja kejadian-kejadian besar yang telah berlangsung di Kota Bima dalam satu dasawarsa terakhir. Adapun kekurangan dan kesalahan data, baiknya disampaikan kepada kami melalui kotak komentar agar bisa menjadi masukan dan koreksi bersama guna mewujudkan sebuah catatan sejarah yang lebih bernilai.

Kaleidoskop 10 Tahun Kota Bima

Kaleidoskop Sepuluh Tahun Kota Bima - Kabar Harian Bima
HUT Kota Bima

Terbentuknya Kota Bima telah melalui serangkaian proses dan perjuangan panjang dan diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat melalui beberapa konsultasi publik dan dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten Bima dan kalangan perguruan tinggi Bima. Kemudian Bupati Bima membentuk tim teknis Peningkatan Status Pemerintah Kota administratif Bima yang bertugas melaksanakan kajian dan studi kelayakan tentang persiapan daerah kota Bima. Hasil tersebut, Bupati Bima mengeluarkan surat kepada DPRD untuk mendapat persetujuan.

22 Februari 2001: DPRD Kabupaten Bima mengeluarkan Keputusan Nomor 3 Tahun 2001 tentang Persetujuan Peningkatan Status Kota Administratif bima menjadi Pemerintah Kota Bima.

10 April 2002: DPR RI mengesahkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tahun 2002: H. MUCHTAR A. WAHAB, BA., Pria kelahiran Sape, mantan Camat RasanaE menjadi Walikotif I.

Tahun 2002: Drs. H. MUCHDAR ARSYAD, mantan Ketua DPD Golkar Kabupaten Bima asal Rabangodu, yang juga mantan Ka. BANGDES Kabupaten Bima yang kini menjabat Ketua DPRD kabupaten Bima  menjadi Walikotif kedua (II) menjelang Kota Administratif menjadi Kota Bima definitif.

Tahun 2002 – 2003: H. MUHAMMAD NUR, SH., Pria asal desa Ntonggu, mantan Ka.BAKESBANGLINMAS Prop. NTB, menjadi Caretaker/PLH. Walikota dan kini menjabat menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tahun 2003 -2008: Drs. H. M. NUR A. LATIEF bersama H. UMAR H. ABUBAKAR, BA., menjadi Walikota dan Wakil Walikota definitif yang pertama di Kota Bima. Nur A. Latif atau yang lebih di kenal dengan sebutan Noli, pria asal Rontu, meniti karir di Ibukota Negara, mulai dari Lurah hingga Camat Teladan. Dan sebelum menjadi Walikota, beliau menjabat sekretaris di Kesbanglinmas DKI Jakarta. Wakil Walikota, H. Umar H. Abubakar atau yang sering di sapa Aba Uma, seorang birokrat ulung dan mantan Camat Wawo. Sebelum menjadi Wakil Walikota pertama, putra Ulama H. Abubakar Husain ini, menjabat sebagai Sekretaris Kota Bima tahun 2002-2003.

05 April 2006: Banjir bandang melanda Kota Bima dan sebagian Kabupaten Bima, derasnya air mengakibatkan sekitar 250 rumah mengalami kerusakan parah. Bahkan 22 rumah diantaranya ikut terseret derasnya air. Dalam musibah kali ini 4 orang warga tewas dan 3 warga lainnya hilang.  Banjir bertepatan kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono enam tahun silam. Bendungan Pela Parado luluh lantah saat banjir melanda. Rp 256,6 miliar biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi bendungan Pela Perado pasca banjir terbesar yang pernah di Bumi Maja Labo Dahu ini.

4 Desember 2006: Bima Diguncang Gempa 5,3 SR, Seorang warga Kendo Tewas dan Puluhan Rumah Rusak.

21 Desember 2006:  Pasien Gizi Buruk yang ditangani oleh RSUD Bima sebanyak 26 pasien.

5 Februari 2007: Bima kembali diguncang Gempa 5,7 Skala Richter. Gempa terjadi sekitar pukul 00.30 Wita. Tak ada korban jiwa dan kerusakan yang berarti pasca gempa.

23 Mei 2007: Sebagai cikal bakal lokasi kantor walikota Bima, eks SPMA di kelurahan Penatoi dibongkar Pemerintah kota Bima.

24 Mei 2007: Gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR), yang berada 161 Km tenggara Raba Bima, sekitar pukul 09.08, guncangannya pun terasa di Kota Bima dan sekitarnya.

26 November 2007: lagi-lagi, Gempa 6,8 Skala Richter Guncang mengguncang Kota Bima dan sekitarnya. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi dan Geofisika, pusat gempa berada di 8.11 lintang selatan dan 118.52 bujur timur. Lokasi ini berada 48 kilometer barat laut Raba Bima, Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 45 kilometer.

30 Juni 2008: Drs. H.M. Nur Latif dilantik menjadi Walikota Bima yang kedua setelah memenangkan pemilihan secara langsung. Noli melanjutkan kepemimpinannya yang kedua berpasangan dengan Wakil Walikota H. Qurais H Abidin.

9-16 Agustus 2009: Kota Bima menggelar turnamen catur dgn hadiah terbesar di Indonesia (total lebih dari 203 juta) dgn juara pertama Anjas Novita ,FM yg berhasil menggondol hadiah 50 juta. Sampai saat ini, rekor tersebut belum terlampaui oleh kegiatan serupa yang lain. Total Peserta yang berlaga adalah sejumlah 400 orang juga dihadiri oleh seluruh Grand Master di Indonesia, Peter Long, FM (Malaysia), pecatur bergelar internasional lainnya (FM, WFM, MI, dll) serta ratusan MN, MP & pecatur lokal.

09 November 2009: Gempa 6,7 Skala Richter menghantam Wilyah Kabupaten Bima. 50 rumah rusak berat di wilayah Kecamatan Asakota (Kota Bima) serta Kecamatan Ambalawi (kabupaten Bima) dan sekitarnya. Sebanyak tiga orang luka berat dan ratusan luka ringan, tetapi tidak ada korban jiwa.

6 Maret 2010: Walikota Bima, H. M. Nur A. Latief meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta, Sabtu  malam sekitar pukul 19.28 WIB. Walikota pertama dan sosok yang dekat dengan masyarakat Bima ini dilepas dengan keharuan dan duka oleh rakyat yang mencintainya. Beliau dimakamkan (7/3/2010) tepat di halaman rumahnya di kelurahan Rabadompu Kota Bima.

14 April 2010: H. M. QURAIS H. ABIDIN dilantik sebagai Walikota Bima menggantikan M. Nur A. Latief yang meninggal dunia. Saat ini, H. Quraus menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bima periode 2011 – 2016.

18 Oktober 2010: Gubernur NTB melantik Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, 44 tahun, sebagai pejabat baru Wakil Walikota Bima mendampingi kakak kandungnya H. Qurais H Abidin yang naik menjadi Walikota sepeninggalan Nur Latif hingga 2013 mendatang.

24 Oktober 2010: Kotak Diduga Bom Meledak di KPUD Kabupaten Bima

10 April 2011: Kantor Walikota atau yang biasa disebut sebagai “Gedung Putih”  Diresmikan. Peresmian ini bertepatan dengan HUT ke-9 Kota Bima.

6 Juni 2011: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI melalui suratnya No: 209/S/XIX. MTR/06/2011 tanggal 6 Juni 2011, tidak menyatakan pendapat (disclaimer) terhadap laporan Keuangan Pemkot Bima tahun 2010. Total kerugian negara atas temuan itu ditaksir mencapai Rp. 30 Miliar.

26 Januari 2012: Kantor Bupati Bima Dibakar demonstran anti tambang Lambu. Unjukrasa yang digelar di Kota Bima itu sedikit banyak mempengaruhi dinamika aktivitas masyarakat kota sejak Desember – Januari.

10 April 2012: Kota Bima menggelar acara pawai budaya dalam rangkaian memperingati 10 tahun Kota Bima menjadi bagian dari Kota/Kabupaten dibawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. [BM/BQ]

5 Permainan Anak Khas Bima Jaman Dulu - Kabar Harian Bima
Potret Bima

Potret Bima, Kahaba.- Dunia anak adalah dunia bermain, demikian orang mengatakannya. Bagaimana tidak, dalam masa pertumbuhan anak imajinasi dan kecakapannya…

Tambora dan Pengajar Muda - Kabar Harian Bima
Potret Bima

Kabupaten Bima, Kahaba.- Tambora, kisah gunung berapi ini mendunia. Letusannya dua abad lalu begitu dahsyat. Konon, tiga kerjaan hilang dilahapnya…