Kota Bima, Kahaba.- Setelah disorot soal pengadaan seragam baru bagi siswa baru, SDN 21 Kota Bima kembali disorot soal kebijakan membebankan biaya pendaftaran ke siswa pada Lomba Olimpiade di MTsN 1 Kota Bima Maret mendatang.
Wali murid insial HT menyampaikan, diketahuinya biaya pendaftaran tersebut setelah anaknya meminta uang daftar untuk mengikuti lomba olimpiade dimaksud. Sebagai orang tua, merasa kaget dengan hal itu, karena sekolah telah memiliki dana BOS.
“Dana BOS itu untuk membantu kebutuhan operasional sekolah, tapi mengapa masih membebani pada siswa,” ujarnya, Selasa (2/3).
HT menjelaskan, biaya pendaftaran yang dibebankan tersebut sebesar Rp 40 ribu untuk seluruh siswa yang akan mengikuti mata setiap mata lomba. Tapi yang menjadi pertanyaan, penentuan besar nominal uang pendaftaran itu oleh siapa. Karena selama ini tidak ada rapat komite atau sosialisasi ke wali murid.
“Siswa yang mengikuti lomba adalah utusan dan membawa nama baik sekolah, tapi justeru membebani dengan biaya pendaftaran. Padahal saat ini masih Pandemi Covid-19 dan masyarakat lagi susah,” keluhnya.
Ia menambahkan, dengan adanya biaya tersebut dia meminta kepada Dinas Dikbud Kota Bima untuk turun langsung, melihat kondisi sekolah tersebut. Karena diketahui, bukan hanya saja anaknya yang memberikan biaya pendaftaran tapi juga siswa lain.
Sementara itu Kepala SDN 21 Kota Bima Hj Rukmini yang dimintai tanggapan mengakui adanya pendaftaran tersebut. Hanya saja, siswa yang mendaftar itu karena keinginan sendiri, meski tetap membawa nama sekolah.
“Biaya pendaftaran Rp 40 ribu itu merupakan biaya yang ditetapkan penyelenggara, jadi memang harus dibayar untuk ikut serta,” bebernya.
Berdasarkan petunjuk teknis kata Rukmini, terdapat 4 mata lomba yang diikuti siswa dengan jumlah secara keseluruhan 31 orang. Dari seluruh jumlah siswa itu, ada 8 siswa yang tidak ditarik biaya, bukan karena diistimewakan, namun karena berhasil meraih peringkat terbaik 1 dan 2 saat uji coba di sekolah.
Ditanya berapa besar jumlah dana BOS dalam setahun, dan kenapa sekolah tidak mampu membiayai lomba tersebut karena membawa nama baik sekolah. Mantan kepala SDN 42 itu mengungkapkan, dana BOS yang dikelola setahun Rp 566 juta lebih. Sedangkan alasan tidak mampu membantu biaya pendaftaran lomba, karena banyak agenda lain yang juga membutuhkan anggaran banyak.
“Dana sebesar itu bukan hanya digunakan untuk kegiatan lomba, juga operasional lain seperti perbaikan sarana dan prasarana dan kebutuhan lainnya. Sedangkan kegiatan olimpiade saat ini, tidak ada dalam RKA, sehingga biaya tidak ditanggung sekolah. Lagipula dana BOS ini cair 3 kali setahun, bukan seluruhnya secara sekaligus,” tambahnya.
*Kahaba-04