Kabar Kota Bima

ORARI Ramaikan Festival Warna Warni Budaya 2025 Lewat Special Event Station

132
×

ORARI Ramaikan Festival Warna Warni Budaya 2025 Lewat Special Event Station

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Gelaran Festival Warna Warni Budaya Kota Bima 2025 di Lawata tak hanya meriah di darat, tetapi juga menggema hingga ke ratusan titik di berbagai negara. Hal itu berkat peran ORARI Lokal Kota Bima yang membuka Special Event Station (SES) untuk mempublikasikan kegiatan tersebut melalui gelombang radio amatir.

ORARI Lokal Kota Bima saat meramaikan kegiatan Festival Warna Warni Budaya 2025. Foto: Ist

Kegiatan SES dengan tanda panggil 8C3WWB ini berlangsung sejak 14–15 November 2025, dipusatkan langsung dari kawasan wisata Lawata. Selama dua hari tersebut, para anggota ORARI melakukan siaran dan berkomunikasi dengan sesama amatir radio dari berbagai daerah dan negara.

Melalui gelombang radio High Frekuensi band 40 meter, 20 meter, 15 meter, dan 10 meter, gaung festival disebarkan secara luas ke seluruh dunia.

Berdasarkan data panitia SES, lebih dari 500 stasiun berhasil terhubung dan menerima informasi mengenai pelaksanaan Festival Warna Warni Budaya Kota Bima 2025.

Ketua ORARI Lokal Kota Bima, Muhidin YC9GTK mengungkapkan, pihaknya berkomitmen terus mendukung promosi pariwisata daerah melalui pemanfaatan teknologi komunikasi amatir.

“ORARI Lokal Kota Bima akan terus ambil bagian dalam menyiarkan berbagai event daerah. Ini bentuk dukungan kami untuk memperkenalkan pariwisata Kota Bima ke masyarakat luas, baik nasional maupun internasional,” ujarnya.

Pelaksanaan SES ini menjadi salah satu cara kreatif ORARI dalam membantu menyebarkan informasi positif tentang potensi wisata dan budaya Kota Bima, sekaligus memperkuat eksistensi komunitas amatir radio di daerah.

Ketua DPP ORARI Lokal Kota Bima Didi Fachdiansyah sekaligus penanggungjawab SES, menyebut secara umum pelaksanaan kegiatan berjalan lancar. Namun demikian, diakuinya ada kendala lokasi pemasangan antena yang kurang ideal.

“Kami sudah survei bersama tim, lokasi yang dipilih tidak ideal untuk instalasi antena. Tetapi dengan pertimbangan cuaca, maka tidak ada pilihan lain,” ujarnya.

Menurutnya, lokasi yang paling ideal untuk komunikasi pada high frekuensi adalah dekat pantai. Semakin dekat dengan pantai, apalagi jika antena dipasang di atas laut, maka hasilnya jauh lebih bagus.

“Di masa depan kalau cuacanya bagus, kita bisa pasang tenda saja di bibir pantai atau di dermaga Lawata,” kata Muma Didi, sapaan akrab pemilik tanda panggil YB9HF itu.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Sukarno, menyambut baik pelaksanaan SES dan mengapresiasi kontribusi ORARI Lokal Kota Bima. Ia berharap kolaborasi tersebut dapat terus ditingkatkan.

“Kami berterima kasih atas dukungan ORARI. Ini sangat membantu mempromosikan kegiatan pariwisata Kota Bima. Kami berharap kerja sama seperti ini bisa lebih kuat lagi ke depan,” terangnya.

Data hari pertama, SES berhasil melakukan kontak dengan 493 amatir radio seluruh dunia. Hasil ini memang jauh dari target, karena faktor propagasi yang cukup menutup. Jika dibandingkan dengan Festival Lakey di Dompu, yang mencapai lebih dari tiga ribu kontak, maka di masa depan perlu persiapan lebih baik lagi.

“Tadinya kita berharap bisa melakukan kontak sebanyak mungkin, tetapi masih banyak hambatan yang perlu dievaluasi untuk pelaksanaan SES berikutnya,” ujar Arief Rahman, YD9GVE.