Bima Kita

Wadu Pa’a, Spot Wisata dan Budaya yang Terabaikan

648
×

Wadu Pa’a, Spot Wisata dan Budaya yang Terabaikan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Seperti tempat-tempat wisata lain, Wadu Pa’a juga banyak didatangi pengunjung. Seperti yang terpantau Selasa (27/6), tempat wisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya di Desa Sowa Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima itu ramai pada hari ketiga lebaran.

Wadu Pa’a, Spot Wisata dan Budaya yang Terabaikan - Kabar Harian Bima
Papan nama tempat wisata Wadu Pa’a pakai kardus. Foto: Yadien

Kebanyakan dari pengunjung beralasan datang ke Wadu Pa’a juga karena bukan tempat pariwisata biasa. Seperti disampaikan Wahyudin, salah seorang pengunjung mengaku dirinya datang ke Wadu Pa’a karena ingin kembali melihat sekaligus mengenang sejarahnya.

Wadu Pa’a, Spot Wisata dan Budaya yang Terabaikan - Kabar Harian Bima

“Wadu Pa’a bukan saja tempat pariwisata, tapi lebih dari itu. Wadu Pa’a merupakan tempat pembelajaran tentang keberadaan dan perkembangan sejarah yang ada di Bima,” jelasnya.

Namun dibalik kemegahan cerita-cerita tentang Wadu Pa’a, tidak berbanding lurus dengan keberadaan kondisinya sekarang. Wadu Pa’a tidak terurus. Sampah berserakan dimana-mana.

“Papan nama Wadu Pa’a sebagai benda cagar budaya saja sudah roboh,” katanya.

Sementara itu Ketua KNPI Kecamatan Soromandi Baharudin menyampaikan, kesadaran masyarakat di sekitar wilayah pariwisata sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya pariwisata.

Wadu Pa’a, Spot Wisata dan Budaya yang Terabaikan - Kabar Harian Bima
Warga saat kunjungi tempat wisata Wadu Pa’a. Foto: Yadien

“Kesadaran masyarakat itu yang penting juga,” tuturnya.

Pemerintah daerah juga diharapkan tidak tutup mata dengan keadaan Wadu Pa’a. Harus ada upaya dari pemerintah untuk kencari solusi dari keadaan yang tak terurus ini. Entah menambahkan petugas yang mengurus, membentuk kelompok masyarakat sadar wisata atau mungkin kelompok pemuda sadar wisata.

“Harus ada upaya serius pemerintah,” desaknya.

Baharudin juga mengungkapkan, bahkan untuk papan nama saja pemerintah tidak membuatkan untuk Wadu Pa’a sebagaimana tempat pariwisata budaya yang lain.

“Papan di depan itu pakai kardus, dan itu dibuat oleh tukang parkir,” ungkapnya.

*Kahaba-C10