Kota Bima, Kahaba.- Berubah secara tiba – tibanya status Kota Bima dari Zona Merah Covid-19 ke Zona Orange, diakui Walikota Bima HM Lutfi karena adanya kesalahan pada tingkat teknis pelaporan. Maka terjadi lonjakan jumlah.
“Data – data usang dimasukan sehingga terkesan ada lonjakan data, sehari itu masuk 20-30 orang, padahal itu data yang lalu,” terangnya, Kamis (17/6).
Akibat itu kata dia, membuat Kota Bima menjadi Zona Merah. Namun setelah dilakukan sinkronisasi data, tiba tiba berubah menjadi Zona Orange.
Kendati status Kota Bima saat ini sudah Zona Orange sambung Lutfi, instruksi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tetap berjalan. Karena pemerintah harus terus mengedukasi masyarakat, tinggal dilihat nanti perkembangannya sampai berapa hari.
“PPKM ini tidak juga mematikan sektor ekonomi, tetap masyarakat kita berdagang hingga 22.00 Wita,” katanya.
Substansi penerapan pembatasan kegiatan masyarakat juga menurut dia, tidak mesti menutup rumah ibadah, karena tidak boleh rumah ibadah ditutup. Tapi prokes Covid-19 itu harus tetap berjalan. Pasalnya, masyarakat ini masih rata rata tidak mau mengenakan masker.
“Acara pemerintah saja semua menggunakan masker, tapi saat acara sosial kemasyarakatan tidak ada yang memakai masker. Kesadaran ini yang harus ditimbuhkan. Jadi semua nanti dilibatkan dari pelaksanaan PPKM,” urainya.
Disinggung soal intruksi PPKM ini yang dinilai tajam ke bawah, namun acapkali tumpul di kalangan pemerintah, Lutfi mengaku pada prinsipnya penerapan Prokes ini harus dilakukan secara ketat.
*Kahaba-01