Kota Bima, Kahaba.- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima, Kamis, 31 Oktober 2013, menggelar Rapat Senat terbuka dalam rangka wisuda Sarjana Ekonomi Angkatan X Tahun Akademik 2012-2013. Sebanyak 276 orang mahasiswa yang wisuda. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Convention Hall Paruga Nae.
Nampak suasana bahagia terpancar dari raut wajah wisudawan dan wisudawati. Bangku tamu undangan yang terisi oleh masing-masing orang tua dan keluarga para wisudawan memadati gedung pertemuan termegah di Kota ini.
Acara di helat mulai pukul 09.00 Wita. Hadir pula perwakilan pejabat Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima maupun anggota DPRD Kota Bima yang diundang di acara itu. Koordinator Kopertis Wilayah VIII Regional Bali dan Nusra, Prof. Dr. Ir. I. Nyoman Sucipta, MP pun turut hadir dan mewakili pihak lembaga pendidikan tinggi di acara kebanggan kampus biru itu.
Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, MM dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang diwisuda. Kepada orang tua dan keluarga wisudawan maupun wisudawati, pihak lembaga STIE pun mengucapkan rasa bangga dan terima kasihnya, karena telah mempercayakan anak-anaknya untuk mengenyam studi di kampus STIE Bima.
Kata dia, setelah empat tahun para wisudawan mencari ilmu STIE, wisuda kali ini merupakan buah dari hasil kerja yang nyata bagi masyarakat. “Sebagai bagian dari akuntabilitas STIE Bima kepada masyarakat, kegiatan wisuda ini adalah pertanda kesungguhan Civitas Akademika STIE Bima untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya memberikan mutu yang baik di bidang pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya di bidang ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, wisuda merupakan indikator akuntabilitas sebuah institusi perguruan tinggi. Makna penting lain bagi STIE Bima yang terkait dengan keberhasilan meluluskan mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan strata satu adalah wujud karya STIE Bima, sebagaimana yang tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi.
Dirinya pun berharap kepada generasi pembangunan bangsa yang diwisuda, agar menambah kematangan intelektualnya di dunia kerja nantinya. “Pendidikan pada perguruan tinggi merupakan modal sebelum seseorang terjun ke masyarakat dengan predikat sebagai seorang sarjana,” tutur Firdaus.
Mahasiswa pada hari ini telah secara legal diakui memiliki keahlian sesuai dengan gelar akademik yang tercantum di belakang namanya. “Kami harap, nama baru tersebut benar–benar menggambarkan kompetensi mahasiswa khusus di bidang ekonomi sebagai seorang alumni STIE Bima yang membanggakan,” pintanya.
Menurutnya pula, upaya yang harus dipertajam pihaknya ialah mengusahakan agar STIE Bima dapat terus meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, STIE Bima mencoba memperkenalkan atmosfir akademik baru bagi masyarakat Bima.
“Di STIE Bima, akan ada perombakan kurikulum yang disesuaikan dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar dan melakukan pembenahan fasilitas akademik maupun meningkatkan kepedulian bagi mahasiswa,” janjinya.
Pihaknya pun ingin mensejajarkan diri dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan tekhnologi dan sudah saatnya mampu menempatkan diri secara pas dalam proses demokratisasi, tekanan global, dan kekuatan ekonomi yang kian tak seimbang.
Kata Firdaus, wisuda hari ini mempunyai arti penting, di mana sarjana–sarjana baru yang terdidik dan terlatih dari Kampus STIE Bima, dapat mengbadikan dirinya bagi kepentingan masyarakat bangsa dan negara.
Nurul Huda, S.TP, MM yang ditunjuk untuk menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Local Resource World Class Enterpreneur mengatakan, acara wisuda merupakan suatu acara puncak dari mahasiswa yang telah berhasil menempuh studinya dan dengan bekal akademis yang ada diharapkan mampu berkiprah di tengah-tengah dunia nyata.
“Oleh sebab itu, wisuda tidak hanya bernuansa simbolik akademis tetapi juga merupakan momentum bagi yang di wisuda untuk menggarisbawahi kembali ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah untuk dipertemukan dengan wawasan luas tiada terbatas,” katanya.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang kaya raya akan sumber daya alam. Namun negara ini memiliki sekitar 40 juta rakyat miskin dan lebih dari 9 juta pengangguran.
Seperti yang dikemukakan oleh Ciputra seorang pengusaha sukses dan penggagas entrepreneur, bahwa negara yang kaya sumber daya alam tidak serta merta dapat menjadi negara yang sejahtera. “Negara kita yang kaya ini kekurangan entrepreneur,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, 10 orang mahasiswa terbaik juga disebutkan, mulai dari peringkat 10 atas nama Muliyadin, SE dengan IPK 3,42, kemudian diikuti Ipa Nur Syamsiah, SE dengan IPK 3,42. Sufianti, SE dengan jumlah IPK 3,46, Miswatun Khasanah, SE dengan IPK, 3,46, Yuliani, SE IPK 3,49. Lalu peringkat ke lima, Busanil Arifin, SE dengan IPK 3,53, disusul Fariati dengan IPK 3,62, Nur Afli Lail dengan IPK 3,63, Nurul Satiba dengan IPK 3,63, kemudian peringkat pertama atas nama Fathiyah dengan IPK 3,82.
*BIN