Kabupaten Bima, Kahaba.- Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Bolo menggelar Imtaq di SMKN 9 Bima, Jumat (7/9). Program PHBI Kecamatan Bolo itu digelar dalam rangka mendukung gerakan pesantren sehari yang dicanangan Bupati Bima sejak Desember 2017 lalu.
Sekretaris PHBI Kecamatan Bolo Jamaludin H A Talib mengatakan, kegiatan tersebut akan digelar disemua sekolah yang ada di Kecamatan Bolo, setiap hari jumat secara bergilir. Sejauh ini, pihak telah melaksanakan kegiatan yang sama pada 6 sekolah seperti SMPN 4 Bolo, SMPN 2 Bolo, SMAN 1 Bolo, SMAN 2 Bolo, SMAN 3 Bolo, dan SMKN 9 Bima.
“Selain itu, kami juga sudah melakukan hal sama di Kantor Camat Bolo,” ujarnya.
Kata dia, pihaknya telah menjalankan program tersebut sejak bulan Januari dan rencananya akan berakhir pada tanggal 28 Desember 2018 mendatang. Kemudian tujuan utama kegiatan tersebut yaitu untuk membentuk siswa dan siswi agar memiliki dasar pemahaman tentang agama. Karena memiliki pengetahuan tentang sains, dan ilmu-ilmu bebas saja tidak cukup untuk menjadi modal kehidupan siswa namun perlu untuk ditanamkan nilai agama sebagai dasar mereka menjalani kehidupan.
“Karena banyak yang pintar tapi berbuat jahat, itu karena pemahaman agamanya yang kurang atau bahkan tidak ada,” ungkapnya.
Sementara itu kepala SMKN 9 Bima Muhammad Ikbal menyampaikan terimakasih kepada PHBI Kecamatan Bolo yang telah hadir dan menggelar Imtaq di sekolah setempat. Pihaknya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah hadir dan menyukseskan kegiatan tersebut.
“Yang tidak kalah penting kepada anak-anak saya, siswa SMKN 9 Bima yang sudah dengan seksama mendengarkan dan mengikuti kegiatan Imtaq,” katanya.
Ia menjelaskan, sebenarnya kegiatan Imtaq rutin dilakukan oleh sekolah setempat pada setiap hari jumat. Hanya saja perbedaanya, hari ini ada pihak lain yang ikut terlibat dan ustadz dari luar yang memberikan ceramah.
“Alhamdulillah, tadi juga hadir Camat Bolo, Anggota Polsek Bolo dan Polres Bima, perwakilan dan Koramil Bolo,” jelasnya.
Dia menambahkan, penanaman nilai agama dalam diri siswa memang sangat dirasa perlu. Mengingat, keadaan sosial dan pergaulan siswa yang semakin mengkhawatirkan. Sementara guru hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengawasi mereka. Itu sebabnya pemahaman agama diharapkan menjadi benteng bari setiap diri siswa.
“Juga bantuan dan keterlibatan langsung orang tua siswa sangat perlu dalam mendidik anak-anaknya,” katanya.
*Kahaba-10