Kota Bima, Kahaba.- Tiga perwakilan dari Museum Samparaja, yakni Muh. Al Husaini, Ringgo Putri Lestari, dan St. Shafira Aulia, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dalam Lomba Alih Aksara, Alih Bahasa, dan Kajian Naskah Kuno Nusantara Berbasis Kompetensi yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).
Ketiganya masuk dalam 35 judul terbaik kategori Alih Aksara yang dipilih dari ratusan naskah kiriman peserta dari seluruh Nusantara. Berdasarkan pengumuman resmi Perpusnas melalui
akun media sosialnya, tim Samparaja menjadi satu-satunya perwakilan dari Kota dan Kabupaten Bima yang lolos seleksi dan akan diterbitkan dalam buku resmi oleh Perpusnas RI.
Keikutsertaan ini merupakan kelanjutan dari Program Kelas Aksara Jawi yang diinisiasi oleh Museum Samparaja di bawah kepemimpinan Dewi Ratna Muchlisa Mandyara. Program tersebut telah berjalan selama 23 kali pertemuan intensif dan melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, untuk belajar membaca serta menafsirkan manuskrip
koleksi museum.
“Capaian ini menjadi bukti bahwa semangat pelestarian warisan literasi klasik Bima tidak berhenti pada kelas pembelajaran. Kami ingin membawa naskah-naskah Bima agar dikenal
luas dan diakui sebagai bagian penting dari khazanah budaya Nusantara,” ujar Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, Kepala Museum Samparaja.
Dalam ajang nasional tersebut, Perpusnas hanya memilih 35 judul kategori Alih Aksara, 35 judul kategori Alih Bahasa, dan 20 judul kategori Kajian untuk diterbitkan secara resmi. Karya
tim Samparaja dinilai memiliki keunikan tersendiri karena mengangkat manuskrip Kerajaan Bima, yang selama ini jarang mendapat perhatian di tingkat nasional.
Selain tiga perwakilan utama, tim Samparaja juga melibatkan enam anggota pendukung dalam proses penelitian dan penyusunan naskah. Kolaborasi ini menunjukkan semangat
gotong royong dalam upaya mendokumentasikan dan menghidupkan kembali warisan literasi Bima.
Ke depan, Museum Samparaja berkomitmen melanjutkan program kelas aksara dan riset manuskrip sebagai bagian dari misi lembaga untuk menjadikan Bima sebagai pusat
pengkajian kebudayaan lokal yang aktif dan berdaya saing nasional.
*Kahaba-01








