Kabupaten Bima, Kahaba.- Hari ketiga penanganan tanggap darurat kebakaran Bajo, Pemerintah Daerah, instansi terkait dan para relawan menitikberatkan penanganan pada penyediaan air bersih dan kesehatan para korban.
Kabag Humas dan Protokol Setda M. Chandra Kusuma melalui siaran persnya mengatakan, Penanganan pasca bencana yang terjadi di Desa Bajo Pulo dilakukan secara terintegrasi oleh SKPD terkait seperti BPBD dan sejumlah instansi lainnya termasuk TNI dan Polri.
Untuk memastikan berfungsinya kegiatan tanggap darurat ini, Penjabat Bupati Bima H. Bachrudin, Sabtu (28/11) memimpin Rapat Koordinasi di ruang kerja Bupati Bima.
Rakor tersebut dihadiri pula oleh Dandim 1608 / Bima Letkol ARH Edi Nugraha, Sekretaris Daerah Kabupaten Bima HM. Taufik, HAK, Asisten, dan kepala SKPD terkait.
Rakor yang secara khusus membahas pemenuhan logistik berupa makanan dan air minum serta kebutuhan sehari-hari warga di Desa Pulo, Pj. Bupati kembali menegaskan bahwa segala upaya harus dikerahkan untuk membantu warga yang tengah mengalami musibah.
Salah satu prioritas yang dilakukan adalah melakukan Droping air bersih melalui jirigen, mengingat hal lebih efektif. Tahap pertama telah dikirim 100 jerigen air minum dengan volume 20 liter dan diusahakan lagi 100 jerigen sehingga dapat memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari warga.
Untuk mendukung langkah ini, Sekretaris BPBD kabupaten Bima Indra, Tim DPD BPBD juga telah menyiapkan tandon air untuk membantu distribusi air minum ini disediakan tangki berkapasitas 5.000 liter. Selain itu di sediakan juga peralatan masak, kompor minyak goreng dan minyak tanah.
Selain pemenuhan pangan dan sandang, penanganan kesehatan juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bima melalui Tim Gerak Cepat KLB dan Bencana(TGC) melakukan pengobatan massal sejak Kamis (26/11).
Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL/ Siti Raodah, SST.Gz menjelaskan, dengan kondisi Puskesmas dan Poskesdes yang telah terbakar, layanan pengobatan dilakukan dengan mengaktifkan petugas medis yang berasal dari Kecamatan, untuk melakukan pengobatan pada 4 titik. Pada saat yang sama juga Dikes menyiagakan armada ambulan di pelabuhan Sape untuk mengantisipasi adanya korban yang dirujuk .
Ia menjelaskan, setelah Tim melakukan pengobatan massal di lokasi bencana, pada hari pertama dilakukan pengobatan pada 85 orang warga, kemudian dilanjutkan pada hari kedua dengan 20 orang warga dan pada hari ketiga Tim melakukan pengobatan pada 17 warga sehingga total warga yang mendapatkan layanan pengobatan sebanyak 122 orang.
Berkaitan dengan penanganan kesehatan warga ini, Dikes fokus pada peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) terhadap potensi risiko penyakit pasien pasca bencana. Oleh karena itu Tim GSC melakukan pemantauan secara berkala perkembangan penyakit di lokasi kebakaran. Tim juga melakukan identifikasi dan monitoring Sanitasi dan air bersih pada lokasi untuk mendukung upaya ini dinas kesehatan juga sudah mengirimkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
Sementara pada sektor sanitasi, di memfokuskan pada upaya penyiapan tempat Buang air besar dalam(BAB) dengan melalui pembuatan jamban darurat. Hal ini penting untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit pascabencana.
Aspek lainnya yang menjadi perhatian Tim Kesehatan adalah melakukan “trauma healing” melalui rehabilitasi mental anak dan remaja.’ Untuk ini Selasa (1/12) rencananya akan membuka dapur umum dan petugas konseling untuk melakukan terapi kepada para korban agar tidak mengalami gangguan psikis.
Pembangunan kembali fasilitas kesehatan yang mengalami kebakaran juga menjadi perhatian, berdasarkan hasil koordinasi Dikes Kabupaten Bima dengan Dikes Provinsi NTB, diperoleh komitmen bahwa pada tahun anggaran 2016, akan membangun Poskesdes dengan menggunakan dana Satker tersebut senilai Rp. 300 juta. Sementara untuk peralatan medis, pada tahun anggaran 2016 akan diprioritaskan di dalam APBD Kabupaten Bima.
*Bin/Hum