Kabar Bima

Keluyuran, Rajin Nongkrong di Medsos, Suami Digugat Cerai

754
×

Keluyuran, Rajin Nongkrong di Medsos, Suami Digugat Cerai

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tidak disangka, pengaruh Media Sosial (Medsos) bisa meretas harmonisasi hubungan rumah tangga. Hal ini yang menjadi salah satu kekuatiran para ibu rumah tangga. Jika sang suami suka main Facebook atau pegang Handphone sembunyi-sembunyi, melahirkan pertanyaan yang bukan-bukan. Tak, heran kecurigaan berujung malapetaka bagi rumah tangga seseorang. Suami ngumpet-ngumpet chatting dengan kenalan atau ‘teman dekat’ yang tidak diketahui oleh istri sebelumnya.

Ilustrasi
Ilustrasi

Kecurigaan seorang istri tentu ada penyebabnya. Seperti yang dialami N, ibu rumah tangga asal Kecamatan di sudut Utara Kota Bima. Menaruh curiga dengan tingkah suaminya, H yang menikahinya tiga tahun lalu. Kesal dan sudah dianggap keterlaluan, N melayangkan surat gugatan perceraian di Pengadilan Agama (PA) Bima pekan lalu. Ternyata, suaminya memiliki kenalan yang kini menjadi ‘teman dekat’ yang kian hari mengganggu aktivitas suaminya seorang pegawai di kantor swasta di Kota Bima.

Menurut N, usia pernikahannya terbilang masih seumur jagung. Mahligai rumah tangga terbangun lantaran kedekatan hubungan orang tua masing-masing. Sebagai seorang wanita yang patut kepada orang tua, ia menerima lamaran H. Saat itu, H menunjukan sikap polos dan santun serta penuh pengertian.

Akan tetapi, lanjut dia tingkah suaminya mulai aneh. Sering keluar rumah, sepulang kantor. Awalnya dirasa biasa saja. Karena ia merasa suaminya mungkin memiliki kesibukan dan lembur di kantor. Hanya alasan lembur karena dipanggil bos kantor, yang selalu menjadi tameng suaminya, agar bisa keluar dari rumah.

Karena dirasa bosan ditinggal sendiri. N berusaha mencari tahu keberadaan suaminya. Pada suatu ketika, ia pernah menjumpai suaminya nongkrong dipelataran Kota Bima, nongkrong dengan teman kerjanya.

Namun saat itu ia tidak berani menegurnya, sebab pikirannya, barangkali suaminya hanya melepas lelah dengan rekan kantornya. Namun, kejadian yang sama terulang kembali. H acapkali meninggalkannya sendirian dan kesepian di rumah.

Setahun lebih menikah, N menaruh curiga. Ketika pulang larut malam. Suaminya bukan malah memberikan kehangatan di kamar. H memilih main handphone (chatting di Facebook). Sesekali suaminya tersenyum sendiri, ketika dia intip dari kelambu pintu kamar. Ketika Handphone di Carger, rupanya H yang belum memberikan buah hati bagi keluarga, lanjut Chatting didepan Laptop yang tersedia Wi-Fi dirumahnya.

Saban hari kata N, suaminya berperilaku yang sama. Setelah dichek rekam chattingnya di Handphone, rupanya H memiliki ‘teman dekat’. Hal itu mengguncang amarah N. Handpnhone suaminya dibanting dan berteriak sekencang-kencangnya. Membuat H tak habis pikir untuk menenangkan istrinya yang terkadung emosi.

Rumah Tangga pun diambang kehancuran. Percecokkan terus terjadi, di rumah yang baru dibeli tersebut. Silaturrahmi antar kedua keluarga mencoba dipersatukan kembali. Namun, N terlanjur sakit hati. Islah yang direncana kedua keluargapun kandas. N memilih kabur dari rumah dan kembali ke kediaman orang tua.

Kini, N telah menyiapkan penasehat hukum (PH), menggugat cerai suaminya yang dijodohkan orang tuanya tiga tahun lalu.

*Kahaba-09