Kabupaten Bima, Kahaba.- Pemerintah Desa Kara Kecamatan Bolo menggelar Musyawarah Khusus Perempuan (MKP), dalam rangka penyusunan RPJMDes tahun 2019-2025, Rabu malam (3/6).
Sekretaris Desa Kara Suryani mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk menyerap aspirasi perempuan-perempuan di desa yang akan dimasukan dalam RPJMDes selama 6 tahun mendatang.
“Forum ini khusus untuk perempuan. Tidak ada aspirasi laki-laki,” ujarnya.
Kata dia, selama ini kadang aspirasi perempuan sering tidak didengar saat musyawarah desa. Sehingga diperlukan forum khusus untuk menyerap aspirasi mereka.
“Mereka kan biasanya didiskreditkan dalam musyawarah desa. Makanya perlu forum khusus,” katanya.
Ia menjelaskan, keadaan ekonomi dan sosial di desa, sering kali hanya perempuan yang lebih paham. Oleh karena itu, sangat penting suara dan aspirasi mereka didengarkan.
“Kebutuhan-kebutuhan perempuan di desa, biasanya hanya dipahami oleh perempuan sendiri,” jelasnya.
Kemudian kata Suryani, semua usulan yang diserap tersebut akan diverifikasi dan disusun oleh tim penyusun RPJMDes yang selanjutnya akan dimasukan dalam musyawarah RKPDes setiap tahun selama 6 tahun mendatang.
“Nanti mereka bisa kawal setiap usulanya saat musyawarah desa setiap tahunya,” tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut sengaja dilakukan pada malam hari karena menentukan dengan waktu luang perempuan dan ibu-ibu di desa. Pasalnya, saat siang ibu-ibu dan perempuan di desa setempat membantu suami kerja di ladang.
“Kita sesuaikan dengan waktu luang ibu-ibu. Makanya malam hari,” ungkapnya.
Distrik Koordinator KOMPAK Kabupaten Bima Asrullah mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Kara yang telah menyelenggarakan MKP. Sehingga aspirasi perempuan di desa bisa diserap.
Kata dia, program tersebut merupakan program Pemerintah Kabupaten Bima, agar perempuan-perempuan desa terlibat aktif menyampaikan aspirasi untuk membangun desa.
“Perempuan diharapkan terlibat aktif, dan aspirasinya diserap,” ujarnya.
Ia membeberkan, di Kecamatan Bolo hanya 3 desa yang baru menyerapkan kegiatan serupa. Yakni Desa Kara, Timu, dan Darussalam.
“Sedang dicoba dulu di 3 desa. Jika ini sukses maka akan diterapkan di desa-desa yang lain,” katanya.
*Kahaba-10