Kabar Bima

Ketika Nurani Berbicara Pada H Syafruddin dan Ady Mahyudi

1155
×

Ketika Nurani Berbicara Pada H Syafruddin dan Ady Mahyudi

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Doa dan harapan untuk perjuangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima H Syafruddin dan Ady Mahyudi terus dipanjatkan. Sebab, rakyat juga menaruh harapan dan kepercayaan bahwa mereka berdua mewakili perasaan, pikiran dan bahasa rakyat yang menginginkan adanya perubahan signifikan dan menyeluruh.

Ketika Nurani Berbicara Pada H Syafruddin dan Ady Mahyudi - Kabar Harian Bima
H Syafruddin dan Ady Mahyudi. Foto: Ist

Menurut aktivis pro keadilan Kabupaten Bima Delian Lubis, semua kini telah menyadari hal itu, karena keduanya ada dalam perjuangan untuk mendorong terwujudnya perubahan yang diinginkan.

“H Syafruddin – Ady Mahyudi kita jadikan jembatan titik temu segala keragaman, segala perbedaan,” katanya kepada media ini, Senin (20/1).

Menurut dia, H Syafruddin – Ady Mahyudi memenuhi prasyarat itu sehingga masyarakat juga punya alasan kenapa mereka harus didukung dan diperjuangkan. Pengabdian tidak dibatasi oleh usia, perjuangan tidak dibatasi oleh waktu, dan masyarakat juga memiliki semangat itu untuk bersama memenangkan masa depan manusia yang lebih baik, lebih maju, lebih beradab, dan lebih berkeadilan.

H Syafruddin – Ady Mahyudi kata lubis ada dalam semangat itu. H. Syafruddin adalah simbol dan asosiasi perasaan orang tua dalam dimensi yang luas. Pernah menjadi pendidik pada perguruan tinggi sebagai dosen kopertis, pernah memimpin partai politik, pernah menjadi pimpinan DPRD 2 periode, pernah Wakil Bupati, pernah menjadi penjabat Bupati, juga pengusaha sukses.

“Selain itu, beliau seorang putra ulama kampung bernama H Yahya yang satu buku, satu bacaan, dengan Syekh Boe menjabarkan tasawuf dan ayat-ayat tuhan dalam kehidupan bermasyarakat.” Ungkapnya.

Ketika Nurani Berbicara Pada H Syafruddin dan Ady Mahyudi - Kabar Harian Bima
Delian Lubis

Tidak hanya itu, watak dan kepriadian H Syafruddin terbina dan tertuntun dari ajaran dan kebiasaan ayahnya seorang “Ulama Kampung”. Tidak aneh bila H Syafruddin perangainya sabar dan sangat tidak punya bakat bersandiwara. Sehingga membentuk karakter kepemimpinan yang mumpuni dalam dirinya.

Pun dengan Adi Mahyudi, tidak saja sebagai orang politik yang pernah sukses memimpin PAN memenangkan pemilu di tingkat Kabupaten, ia juga adalah darah saudagar yang demikian lama membangun relasi bisnis yang secara emosional lekat dengan moral kolektif orang-orang Desa.

“H Syafruddin – Ady Mahyudi adalah tetangga kita, saudara kita, kawan kita yang setiap saat kita bisa jadikan rumah mereka adalah rumah kita. Kita menemukan sikap mereka yang egaliter, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah,” terangnya.

Keduanya sambung Lubis, tidak terbiasa merendahkan orang dengan cara memberi tanpa alasan. Kewarasan-kewarasan itu yang musti dikembalikan, sebab meminta tanpa alasan dan karya adalah tradisi para pemalas.

*Kahaba-01