Kabar Bima

HMI Bima: Ciri Teroris Versi Polda Menyesatkan

348
×

HMI Bima: Ciri Teroris Versi Polda Menyesatkan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Ciri-ciri seorang teroris seperti yang dipublikasikan Polda NTB melalui hotline dan pesan singkat ke masyarakat yaitu sosok yang agamais, bersahaja, dermawan dan jika keluar tidak membawa istri atau perempuan, dinilai sesat oleh massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima.

Aksi unjuk rasa HMI menuntut pembubaran Densus 88
Aksi unjuk rasa HMI menuntut pembubaran Densus 88

Sekretaris Umum HMI Cabang Bima, Amiruddin menyatakan, ciri-ciri teroris yang disebutkan Polda NTB itu tak ubahnya melarang seluruh umat muslim menaati agama dan perintah Allah SWT.

“Seorang muslim itu memang haruslah agamais dan taat kepada perintah Allah SWT. Ciri-ciri yang disebutkan itu, menyesatkan dan mengada-ada,” tegasnya saat menggelar demonstrasi menuntut pembubaran Densus 88 Anti Teror, Sabtu (26/1) di Polres Bima Kabupaten.

Jika dilarang bersikap dermawan, sama halnya menentang syariat Islam. “Di Polres Bima Kabupaten, Wakapolres nya adalah orang yang sangat agamais, menjunjung tinggi syariat dan juga bersahaja. Maka jika ciri itu yang disebutkan oleh Polda NTB, apakah Wakapolres juga teroris,” tanyanya balik.

Ia menilai, desakan pembubaran Densus 88 bukan tanpa alasan, karena selama ini tindakan tersebut banyak yang melanggar, termasuk HAM. Untuk itu pihaknya meminta kepada pemerintah untuk meninjau kembali keberadaan Densus 88. Bila perlu membubarkannya.

Amirudin menyebutkan, ada banyak contoh pelanggaran yang dilakukan Densus 88, seperti penangkapan dan penyiksaan 14 warga Poso akhir Desember 2012. Mereka diseret di aspal, setelah terluka kemudian disiram dengan air jeruk, lalu dijepit dengan kursi lipat, serta disetrum. Setelah mengalami penyiksaan yang luar biasa, dan tidak terbukti sebagai teroris, maka 14 warga Poso tersebut dilepas. “Enak sekali, setelah menyiksa orang, dan tak terbukti bersalah, kemudian dilepas,” katanya.

“Untuk itu kami meminta kepada Presiden RI, DPR RI dan Kapolri untuk bubarkan Densus 88. Jika tidak, maka kami akan terus menggalang kekuatan untuk tetap melakukan aksi yang sama,” tandasnya. [BK]