Kabar Kota Bima

Proyek Bronjong Waskita Diduga Bermasalah, Pakai Material Batu tak Berizin

2440
×

Proyek Bronjong Waskita Diduga Bermasalah, Pakai Material Batu tak Berizin

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Proyek bronjong sungai di Kelurahan Lewirato diduga bermasalah. Mulai pelaksanaan yang terlambat dari deadline ditentukan, kemudian material batu yang dipakai hanya sebagian diambil dari penambangan Galian C resmi.

Proyek Bronjong Waskita Diduga Bermasalah, Pakai Material Batu tak Berizin - Kabar Harian Bima
Pekerjaan bronjong di Kelurahan Lewirato. Foto: Bin

Pekerjaan tersebut sudah berjalan beberapa bulan terakhir. Bagian sungai sepanjang ratusan meter diperkuat untuk melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing, agar tidak terjadi longsor.

Informasi yang diperoleh media ini, hanya sebagian material batu diambil dari Galian C yang memiliki izin resmi, yakni di wilayah pegunungan Kelurahan Sambinae dan Kelurahan Rontu.

Kemudian selebihnya, atau hingga saat ini pekerjaan yang masih terlaksana, batu diambil dari penambangan Galian C yang tidak memiliki izin, atau terhadap perusahaan yang sudah kadaluwarsa izin.

Padahal sesuai ketentuan, material yang diambil harus dari perusahaan memiliki izin resmi. Sehingga juga bisa masuk sebagai pendapatan asli daerah.

Perusahaan Waskita selaku pelaksana pekerjaan melalui petugas lapangan saat dikonfirmasi mengenai itu, tidak ingin berkomentar. Pria yang diketahui bernama Fatur tersebut menyarankan agar mendatangi atasannya di Kantor Waskita.

Saat media ini mendatangi kantor setempat, security memberitahu jika atasannya tidak berada di kantor.

Proyek Bronjong Waskita Diduga Bermasalah, Pakai Material Batu tak Berizin - Kabar Harian Bima
Kantor Waskita di Kelurahan Monggonao. Foto: Bin

Sementara itu, Edy selaku suplayer material batu yang dikonfirmasi mengatakan, dirinya sudah tidak lagi menjadi suplayer pada pekerjaan tersebut. Karena sudah berakhir masa kontrak.

“Sudah ada suplayer lain, tapi saya tidak tahu siapa,” katanya.

Disinggung soal mekanisme pengambilan batu saat dirinya menjadi suplayer, Edy mengaku mengambilnya di wilayah Rontu.

“Kebetulan selama saya kerja, selalu ambil di Rontu, karena kenal juga,” terangnya.

*Kahaba-01