Bima, Kota Bima.- Keharmonisan kehidupan masyarakat Bima yang tercoreng oleh beberapa insiden beberapa bulan terakhir menjadi keprihatinan tersendiri bagi kalangan akademisi. Pusat Kajian Agama dan Budaya (Pukab) NTB menggelar dialog terbuka dengan tema Mengurai Akar dan Resolusi Konflik, Rabu (21/11/2012) di Aula SMKN 3 Kota Bima.
Dalam dialog yang dihadiri lebih dari 100 orang yang berasal dari organisasi massa, pengurus BEM dari berbagai PTS yang ada di Kota Bima, serta para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pelajar dari daerah yang mengalami konflik, disharmonisasi masyarakat yang terjadi di Dana Mbojo diurai dan dicari solusinya.
Dirut Pukab, M. Tahir Irhas mengatakan, kondisi sosial masyarakt Bima akhir akhir ini sangat mudah disulut dan dihasut perpecahan, kendati permasalahan yang memicu tergolong sepele. Dirinya berpendapat, tidak perlu dicari siapa pihak yang memprovokasi, karena yang perlu di bahas yakni apa sesungguhnya akar persoalannya sehingga masyarakat mudah terprovokasi.
“Yang kita lakukan sekarang tidak perlu mencari kambing hitam. Kita cari saja akar masalahnya, agar muncul solusi yang baik,” ujarnya dalam sambutan kegiatan yang ia sampaikan.
Untuk itu, dirinya berharap melalui forum ini semua pihak bisa lebih melihat apa yang menjadi akar persoalan sehingga masalah bisa dicarikan solusinya.
Kepala Kesbanglinmaspol Kabupaten Bima, Drs. Syafrudin yang mewakili Pemerintah Kabupaten Bima mengatakan, penyebab tingginya tingkat instabilitas di daerah Kabupaten Bima karena kurangnya persatuan dan kesatuan serta silahturahim antar sesama. Akibatnya, semua lebih menjadi sensitif dan mengedepankan egoisme.
Untuk itu, dirinya sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Pukab. Semoga dengan kegiatan ini, akar persoalan bisa diurai dan dicarikan solus yang baik. Kemudian citra daerah Kabupaten Bima bisa kembali baik di mata nasional. [BK]