Kota Bima, Kahaba.- Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kali ini menimpa wartawan Online Kahaba.net, Adi Supriadin. Dirinya mengaku diancam akan dibunuh oleh Aminullah alias Ruma Rengge, karyawan UD. Satria Perdana, Rabu (4/11).
Mendapat ancaman dan perlakuan buruk saat menjalankan tugas – tugas jurnalistik, dirinya pun melapor kejadian tersebut ke Polresta Bima.
“Saya mau dibunuh, aktivitas saya dalam menjalankan tugas-tugas jurnalis di lapangan pun terancam,” ujarnya.
Menurut dia, Ruma Rengge saat itu juga memegang Batako dan hendak memukul kepalanya. Untung saja segera dilerai oleh Ahmad Saifulah, rekannya. Setelah itu, Ruma Rengge mengeluarkan kata-kata ancaman ingin bunuh dirinya. “Semua ancaman itu direkam CCTV toko setempat,” katanya.
Dirinya pun meminta perlindungan kepada polisi, untuk keselamatan dirinya dalam menjalankan tugas-tugas jurnalis. Karena tuganya tidak terjadwal waktu, siang malam juga harus keluar untuk liputan.
“Apabila ada kejadian di malam hari tentu kami harus meliput. Tidka menutup kemungkinan saat keluar kami benar-benar dibunuh oleh preman bayaran,” kata Dia.
Ady mengaku ancaman pembunuhan oleh Ruma Rengge terjadi saat dirinya dan Ahmad Saifullah, wartawan Radar Tambora hendak konfirmasi utang Pemkab Bima senilai ratusan juta rupiah di UD. Satria Perdana. Namun upayanya justeru mendapat perlakukan buruk.
Kabag Humas Polres Bima Kota, IPTU Sabri mengatakan sudah menerima laporan kejadian tersebut dan akan menindaklanjutinya. Pihaknya juga bersedia memberikan perlindungan kepada korban yang dalam kondisi terancam, karena hal itu sudah menjadi tugas polisi.
“Tanpa dimintapun sebenarnya kita berkewajiban untuk memberikan perlindungan kepada pihak-pihak yang merasa diancam oleh pihak lain,” kata Sabri.
?Pelaku pengancaman, Ruma Rengge yang dikonfirmasi membantah jika dirinya mengeluarkan bahasa ancaman ingin membunuh, apalagi memegang Batako hendak memuluk Ady. “Cerita itu tidak benar,” ujarnya saat ditemui di UD. Satria Perdana.
*Bin