Kabar Kota Bima

Anggaran Rp 30 Juta, Hadiah MTQ Sarae Dinilai tak Wajar: “Seperti Harga Sayur Mayur”

927
×

Anggaran Rp 30 Juta, Hadiah MTQ Sarae Dinilai tak Wajar: “Seperti Harga Sayur Mayur”

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kelurahan Sarae Tahun 2025 menuai sorotan dari warga. Pasalnya, hadiah yang diberikan kepada para pemenang lomba dinilai tidak wajar, meski pelaksanaan MTQ disebut-sebut mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 30 juta dari Pemerintah Kota Bima.

Penyerahan hadiah saat MTQ Kelurahan Sarae. Foto: Ist

Kritik tajam disampaikan oleh Muhlis, warga Kelurahan Sarae, melalui unggahan di media sosial. Ia menilai panitia, termasuk ketua dan bendahara MTQ, tidak profesional dalam mengelola anggaran kegiatan tersebut.

“MTQ ini kan syiar Islam, penghormatan terhadap ilmu dan Al Quran. Tapi sayangnya, justru peserta yang sudah berjuang dan berprestasi hanya diberi hadiah Rp 100 ribu. Miris sekali,” tulisnya, Senin 23 Juni 2025.

Muhlis mempertanyakan ke mana perginya dana belasan juta rupiah jika hadiah, untuk juara lomba bahkan juara umum hanya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

“Apa wajar dengan anggaran Rp 30 juta, hadiahnya hanya seperti harga sayur di pasar? Kalau biaya panggung sampai setengah anggaran, berarti sekitar Rp 15 juta hanya untuk panggung,” sindirnya.

Menurut informasi yang beredar, cabang lomba yang dipertandingkan hanya enam kategori, yakni Tartil, Tahfidz 1 Juz, Tahfidz 5 Juz, Tilawah Kanak-kanak, Remaja, dan Dewasa. Jumlah tersebut dinilai tidak terlalu banyak sehingga mestinya masih cukup proporsional jika hadiah dibuat lebih layak.

Muhlis juga meminta Lurah Sarae, Pemerintah Kota Bima, dan LPTQ Kota Bima segera turun tangan dan memeriksa transparansi anggaran yang dikelola oleh panitia MTQ tersebut.

“Kami minta Ketua dan Bendahara MTQ dipanggil dan diperiksa. Ini bukan hanya soal uang, tapi penghargaan terhadap semangat anak-anak dalam memuliakan Al-Qur’an,” tegasnya.

Menanggapi sorotan publik ini, Lurah Sarae, Oka Budiman saat dikonfirmasi mengaku heran atas nominal hadiah yang diberikan panitia.

Ia bahkan mengklaim pernah menyarankan agar peserta dan dewan hakim diberikan apresiasi yang layak.

“Saya dulu sarankan hadiahnya Rp 500 ribu untuk para juara. Tapi mengapa bisa jadi hanya Rp 100 ribu, saya pun kaget,” ujar Lurah Sarae.

Atas keluhan warga tersebut, pihak kelurahan telah menjadwalkan pemanggilan dan klarifikasi terhadap Ketua Panitia, Bendahara, dan unsur panitia lainnya di kantor kelurahan.

“Sore ini sudah saya jadwalkan pemanggilan untuk klarifikasi dan pertanggungjawaban,” imbuhnya.

*Kahaba-01