Bima Kita

Batu Cincin di Stan FKN, Laris dan Diminati

213
×

Batu Cincin di Stan FKN, Laris dan Diminati

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Jika mengunjungi stan Festival Keraton Nusantara (FKN) di halaman Museum ASI Bima, anda akan menemui berbagai jenis kerajinan, oleh – oleh dan kuliner, yang siap untuk dibeli, salah satunya mata cincin dari batu.

Een saat membersihkan batu cincin di FKN Bima. Foto: Bin
Een saat membersihkan batu cincin di FKN Bima. Foto: Bin

Stan diujung Selatan yang ditempati Een warga Kelurahan Penaraga itu tidak pernah sepi pengunjung. Sejak hari pertama mulai dibukanya FKN di Bima, pria tersebut sudah stan by dengan ratusan batu yang siap dijual.

Batu Cincin di Stan FKN, Laris dan Diminati - Kabar Harian Bima

Dirinya mengakui, festival budaya menjadi moment tepat untuk memperkenalkan bisnis yang sudah dilakoninya sejak empat tahun lalu. Pasalnya, batu berbagai jenis itu tentu akan diminati orang yang suka menghiasi jarinya dengan cincin, apalagi dari rombongan kerajaan.

Harganya pun tergolong murah, paling tinggi hanya Rp 200 ribu. Ada juga yang dijual dengan harga Rp 50 Ribu, Rp 100 Ribu dan Rp 150 ribu, tergantung jenis dan coraknya. “Satu cincin tidak terlalu mahal, harganya bisa dijangkau,” ujarnya.

Yang dijual Een tidak hanya cincin, tapi juga batu yang tersimpan didalam puluhan toples. Harganya pun sangat murah. “Kalau batunya saja, satu biji hanya Rp 5 ribu – Rp 10 ribu saja, sementara ongkos pembuatnya sekitar Rp 25 ribu,” sebutnya.

Mengenai batu yang biasanya dicari dan dijadikan mata cincin, pria berkulit gelap itu mengaku kriterianya keras, berwarna, jernih, serta memiliki motif. Mencarinya gampang – gampang susah. Dalam sehari, ia dan temannya bisa membawa pulang batu sebanyak satu toples ukuran sedang.

“Tapi kalau rejeki, kita bisa membawa pulang hingga lima toples, batu yang sudah dipotong-potong dengan ukuran kecil,” jelasnya dan menyebutkan lokasi pencarian batu tersebut berada di Kecamatan Wawo, Sape dan Belo.

Untuk proses pembuatan sampai menjadi mata cincin, kata Een, satu orang karyawannya bisa merubah batu itu dari lima sampai sepuluh mata cincin. “Kami juga membuat bentuk sesuai pesanan,” katanya dan mengaku pembeli diluar Bima, lebih banyak dari Jawa dan Sumatra.

Een fokus memilih bisnis tersebut, karena merasa yakin prospeknya kedepan bakal bagus. Sekarang saja, sejak menjual di acara FKN, dagangannya laris dan diminati. “Sekarang sudah banyak orang yang hobi memakai mata cincin dari batu,” tambahnya.

*Bin