Kota Bima, Kahaba.- Kawasan di Kelurahan Panggi dan Sambinae menjadi langganan banjir gunung. Akibat curah hujan tinggi hari ini saja, Sabtu (20/11) banjir kembali menghantam sebagian pemukiman dan badan jalan di perempatan menuju Panggi-Sambinae Kota Bima.
Kata Umar, tokoh masyarakat setempat, banjir seperti ini bertahun-tahun terjadi. Selain karena kawasan hutan yang gundul, juga karena saluran airnya tersumbat dan dangkal.
“Kami sudah menyampaikan ke Walikota Bima, tapi tidak pernah direspon,” ungkapnya, Sabtu (20/11).
Ia mengakui, ada deker yang lobangnya mungkin hanya sekitar 30 centimeter untuk air mengalir. Jika saja deker itu dibuat lebih tinggi, air tidak akan meluap. Atau bila perlu dilakukan pembongkaran.
“4 tahun apakah kita ini begini terus pak Walikota?,” cetus Umar.
Menurut Umar, akar masalah utama banjir ada 2 yakni hutan yang mengelilingi kota ini habis digunduli untuk jagung. Kemudian drainase yang masih buruk.
“Memang harus ada penanganan sistematis dan jangka panjang, tidak bisa dengan cara parsial,” ujarnya.
Soal penangan hutan sambungnya, Pemerintah Kota Bima harus berupaya menghijaukan kembali dengan pola pendampingan intensif kepada para petani musiman yang membuat hutan gundul.
Artinya ini, tidak saja bicara menanam kembali hutan dengan kayu atau tanaman buah-buahan yang bernilai ekonomis yang bisa menggantikan jagung.
“Ini menurut saya semua OPD harus bergerak bersama, karena ini menyangkut banyak hal yang harus dibenahi,” katanya.
Kemudian, drainase kota harus ditata. Secara massif Pemkot Bima harus punya rancangan desain alur drainase kota yang bagus, yang bisa dialiri oleh air dengan debit besar.
“Saya pikir kita bisa belajar dari beberapa kota kota yang telah tuntas dan bagus mengatasi banjir dengan menata saluran dan drainase kotanya dengan baik,” pungkasnya.
Umar menambahkan, Pemkot Bima harus serius, karena ini sangat penting. Setiap saat jika hujan begini, masyarakat dihantui banjir.
*Kahaba-01