Kabupaten Bima, Kahaba.- Lantaran diduga dukun santet, rumah milik Juhani (45) warga Dusun Pasir Putih RT 01 RW 01 Desa Nipa Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima diserang ratusan warga setempat.
Juhani yang juga seorang guru ngaji dilingkungannya itu mengaku, tudingan dukun santet padanya bemula saat warga setempat Marlia dan Nurmi jatuh sakit.
Lalu, seorang dukun yang datang mengobati mereka, menyebut jika dirinya yang telah menyantet. Karena ingin membuktikan tudingan dukun dimaksud, Jum’at lalu rumah mereka didatangi dan digeledah oleh keluarga Marlina dan Nurmi.
Beberapa hari kemudian, lanjutnya, anak Nurmi jatuh sakit dan keyakinan mereka bertambah jika dirinyalah yang telah menyantet.
“Suami Murni kemudian memprovokasi warga, menyerang dan merusak rumah saya pada hari Sabtu (1/11) sekitar pukul 21.00 Wita,” ceritanya, Minggu (2/11).
Saat itu, diakuinya, ratusan warga menyerang dan melempar rumah miliknya. Ia dan ketiga anak perempuannya itu sedang berada dalam rumah. ”Untung saja saat itu, ada Anggota Brimob dan Anggota Polsek yang segera menyelamatkan kami,” katanya.
Dirinya pun meminta kepada Polisi untuk menangani kasus tersebut. ”Ini tidak bisa dibiarkan, kami bukan tukang santet,” tegasnya.
Sementara Kepala Desa Nipa, Burhadudin, SH mengatakan, peristiwa tersebut baru terjadi di Desanya. Ia dan warga pun kaget dan tidak percaya.
”Yang saya tahu, dia ini sangat aktif dalam memperjuangkan hak-hak para ibu-ibu maupun warga yang ada di Desa Nipa,” ujarnya.
Selain itu lanjutnya, Juhani juga adalah sosok wanita yang selalu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti yang diadakan AIPD, maupun mengikuti kegiatan LSM hingga tingkat Nasional.
”Semua yang dia pelajari di luar sana, dia terapkan di Desa Nipa. Saya yakin, dia bukan orang yang seperti dituduhkan itu, apalagi dia adalah seorang guru ngaji,” jelasnya.
Kemudian, Kapolsek Ambalawi IPDA. Wahyudin yang ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP) usai melakukan olah TKP membenarkan peristiwa itu terjadi.
”Olah TKP telah kami lakukan, sekarang ini kami tengah melakukan proses penyelidikan,” katanya.
*Teta