Kota Bima, Kahaba.- Sejak terbentuk 21 September, Assosiasi musisi, pencipta lagu, pemilik sound, arranger, rekaman dan artis (Amppara-Mbojo) menggelar rapat akbar di aula Kamar Dagang Industeri (Kadin), Selasa (25/10).
Kegiatan yang turut diikuti ratusan peserta tersebut membahas masa depan dan konsep para pelaku seni dan mendorong masyarakat agar semakin mencintai seni lokal.
“Selama ini musisi lokal hanya sekedar dijadikan penghibur di salah acara saja. Padahal bila dilihat dari sudut pandang yang lain, seni itu merupakan sebuah maha karya yang tidak ternilai harganya,” ujar Sekretaris I Amppara, Fathurrahman.
Pria yang biasa disapa Fery itu menuturkan, alasan membentuk organisasi Amppara ini semata-mata untuk meningkatkan nilai dan martabat para pelaku seni, ataupun seniman sebagai profesi mulia, khususnya di daerah Bima dan Dompu.
Melalui pertemuan ini juga, pihaknya ingin menyatukan persepsi dan pemahaman, tentang standarisasi pembayaran profesi kepada para pelaku seni, agar lebih dihargai sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Bila dilihat dari sejarah seni di Bima sambungnya, pelaku seni ataupun seniman merupakan salah satu instrument pelestarian budaya. Selain bersifat menghibur masyarakat, juga sekaligus menjaga nilai sosial kemasyarakatan.
“Saat ini kesehjahteraan pelaku seni belum ada jaminan, sehingga kadang masih berfungsi sebagai pengusaha kecil, walaupun hanya untuk mempertahankan hidup,” bebernya.
Setelah menggelar rapat tersebut, maka Amppara akan memperoleh beberapa kesimpulan tentang aturan dan standarisasi harga, tentang nilai pembayaran setiap profesi pelaku seni. Kemudian akan disosialisasikan kepada masyarakat, lalu di tahun 2017 standarisasi nilai sudah mulai diterapkan.
“Saatnya masyarakat mencintai pelaku seni lokal, dengan menghargai karyanya. Melalui pembayaran yang sesuai dengan profesionalitas, tentunya akan diikuti dengan peningkatan mutu dan kualitas setiap pelaku seni,” tambah pria yang juga vokalis band Marazo itu.
*Eric