Kabupaten Bima

IDAI NTB dan Alumni Basecamp S3 FKKMK UGM Bakti Sosial untuk Korban Banjir di Wera-Ambalawi

129
×

IDAI NTB dan Alumni Basecamp S3 FKKMK UGM Bakti Sosial untuk Korban Banjir di Wera-Ambalawi

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir di Kecamatan Wera dan Ambalawi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang NTB bersama Alumni Basecamp S3 Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM menggelar bakti sosial (baksos) pelayanan kesehatan.

Kegiatan IDAI NTB dan Alumni Basecamp S3 FKKMK UGM di lokasi bencana banjir Wera dan Ambalawi. Foto: Ist

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan layanan medis serta bantuan sembako bagi warga terdampak bencana.

Layanan Kesehatan untuk Anak dan Ibu Hamil
Selain mengirimkan dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgin), IDAI NTB dan Alumni Basecamp S3 FKKMK UGM juga menyalurkan 136 paket sembako kepada masyarakat yang terdampak. Pelayanan kesehatan dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Desa Mawu di Kecamatan Ambalawi dan Pos Pelayanan Kesehatan di Desa Nangawera, Kecamatan Wera.

Di Desa Mawu, sebanyak 23 anak, 35 orang dewasa, dan ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan. Sementara di Nangawera, Kecamatan Wera, sebanyak 16 ibu hamil menerima pemeriksaan USG, 47 anak mendapatkan layanan kesehatan, serta 8 pasien dewasa turut dilayani. Pelayanan kesehatan anak ini dipimpin oleh dokter Wulandari Hidayat anggota IDAI NTB sekaligus dokter anak di RSUD Bima.

Koordinator kegiatan yang juga alumni S3 FKKMK UGM Doktor Firman menjelaskan bahwa bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian terhadap warga terdampak bencana.

“Kami menyediakan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan ibu hamil pasca-banjir, baik di Ambalawi maupun di Wera,” ujarnya.

Menurut Firman, anak-anak dan ibu hamil termasuk dalam kelompok rentan yang berisiko tinggi mengalami dampak kesehatan setelah bencana. Lingkungan pasca-banjir sering kali menjadi tempat berkembangnya penyakit akibat air kotor, sanitasi buruk, dan akses terbatas terhadap air bersih.

Anak-anak, terutama balita, memiliki sistem imun yang lebih lemah sehingga rentan terkena infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit. Sementara itu, ibu hamil lebih berisiko mengalami komplikasi kesehatan akibat infeksi yang dapat membahayakan kehamilan.

Dampak Psikologis dan Upaya Pemulihan
Selain risiko kesehatan fisik, bencana alam juga berdampak pada kondisi psikologis anak-anak dan ibu hamil. Anak-anak dapat mengalami stres, kecemasan, atau trauma akibat kehilangan tempat tinggal maupun anggota keluarga. Sementara itu, ibu hamil yang mengalami tekanan psikologis berisiko mengalami gangguan kehamilan, seperti tekanan darah tinggi atau depresi prenatal.

“Oleh karena itu, kami fokus pada layanan kesehatan bagi anak-anak dan ibu hamil dalam bakti sosial ini. Sebelumnya, kami juga telah memberikan layanan kesehatan umum, termasuk oleh dokter penyakit dalam, bagi lebih dari 70 pasien di Desa Nangawera ini,” tambah Firman.

*Kahaba-01