Kota Bima, Kahaba.- Sebagai bentuk komitmen untuk menjaga kelestarian alam, PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menanan bibit pohon kemiri sebanyak 12.800 di kawasan puncak So Wawo Mpori Kelurahan Jatibaru Timur, Jumat (23/12).
Kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan PT Pelni (Persero), BKPH Maria Donggo Masa, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Yayasan Kabua Dana Rasa, FTSB, TSBK, Dewan Kesenian serta sejumlah komunitas dan kampus di Bima.
Plt Vice President Treasury PT Pelni (Persero) Andri Setiadi menyampaikan, agenda tersebut merupakan komitmen PT Pelni untuk memulihkan ekosistem yang memberi dampak bagi daerah dalam hal mitigasi banjir serta kekeringan akibat perambahan hutan yang massi. Sehingga menyebabkan 150 dari 200 titik mata air hilang di Kota Bima.
Penanaman ini PT Pelni menyediakan 12.800 bibit pohon kemiri yang nantinya akan ditanam di lahan seluas 7 hektar, sebagai kawasan termasuk hutan kemasyarakatan di bawah naungan kesatuan pengelolaan hutan.
“Kita pilih kemiri, karena pohon ini sangat baik dan kuat menyerap air dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pemulihan ekosistem diharapkan, dapat berkontribusi dalam menyelamatkan dan menghijaukan Kembali Kota Bima. Terutama juga aksi penanaman ini menjadi upaya nyata Pelni mewujudkan satu dari 17 tujuan yang ditetapkan dalam SGDs yaitu melindungi, merotasi, dan meningkatkan pemanfaatkan berkelanjutan ekosistem daratan dengan mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggundulan hutan serta memulihkan degradasi lahan.
“Kami berharap, upaya bersama yang kita lakukan ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan di Kota Bima ini, bersama-sama menjaga dan melanjutkan apa yang sudah kita capai hari ini. Dari kita, untuk kita, dan generasi penerus Kota Bima di masa mendatang,” harapnya.
Andri mengungkapkan, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Pelni ini pula dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dari kendaraan, serta meningkatkan kualitas udara yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat.
Untuk diketahui pun, sejak 2017 PT PELNI memiliki 5 tema program dengan total kurang lebih 9 program TJSL, antara lain program revitalisasi terumbu karang yang dilakukan dibeberapa daerah.
“Melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pemulihan ekosistem, yang dilaksanakan di Kawasan Puncak So Wawo Mpori Kota Bima, kami genap melaksanakan 10 Program TJSL berkelanjutan untuk memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakatnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pelni Anik Hidayati mengaku baru pertama kali datang ke Bima dan melihat kondisi perbukitan hingga pegunungan yang telah gundul.
Maka dari itu, sebagai BUMN yang memiliki ruang kerja di laut, tapi bukan berarti PT Pelni tidak memiliki kepentingan pada kondisi daratan. Karena dengan kondisi hutan yang gundul tersebut, akan menganggu pelayaran unit kapal melakukan aktifitas, terutama pada dermaga untuk sandaran kapal karena lumpur akibat hujan yang datang dari gunung.
“Makanya kami harus menjaga kondisi gunung, dan tugas ini tentu dibutuhkan kerjasama semua pihak. Untuk itu kami mengajak seluruh stakeholder agar bekerja menjaga kondisi alam tetap hijau, dengan menjaga ekosistem dan kelestarian hutan,” terangnya.
Sekretaris Daerah Kota Bima, H Mukhtar Landa mengapresiasi langkah PT Pelni bersama kelompok masyarakat di Kota Bima itu. Penanaman ini, telah membantu kerja pemerintah.
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi budaya menanam dilakukan,” tegasnya.
Dia juga mengungkapkan pengalamannya, pohon kemiri pernah ditanam olehnya saat kegiatan serupa bersama jajaran TNI dulu dan kini telah tumbuh dengan baik meski tanpa perawatan.
“Kita harus memberikan contoh, karena warga Bima memerlukan contoh dan melihat manfaat baru mengikuti. Semoga dengan adanya aksi menanam bersama ini, dapat melestarikan kembali hutan dan menyelamatkan mata air,” harapnya.
*Kahaba-04