Kota Bima, Kahaba.- Kendati banjir bandang sudah setahun berlalu, sejumlah masyarakat yang menjadi korban banjir di RT 01 RW 01 Kelurahan Penaraga Kota Bima masih mempertanyakan biaya jaminan hidup (Jadup) yang dijanjikan pemerintah dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI.
“Kapan biaya Jadup buat kita selaku korban banjir direalisasikan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bima ,” tanya salah seorang warga setempat Sumarni, Selasa (2/1).
Sumarni mengaku, pasca kejadian musibah banjir yang melanda Kota Bima 2016 lalu hingga kini dia dan beberapa warga lain masih hidup di tenda. Karena kondisi rumah mereka rusak parah bahkan hanyut dibawa banjir.
“Bantuan bedah rumah dari Kemensos RI Rp 20 juta untuk rumah rusak berat serta Rp 40 juta untuk rumah hanyut juga tak jelas,” tuturnya.
Dia bersama warga yang senasib pernah menanyakan ke Dinsos Kota Bima beberapa waktu lalu, jawaban yang diberikan hanya disuruh sabar dan bersabar.
Hal yang sama juga dikatakan oleh korban banjir lainnya, Nurbaya. Kata dia, bantuan biaya Jadup dan bedah rumah hingga saat ini belum diterima sepersenpun.
“Kami hanya terima uang bersih-bersih Rp 500 ribu itu saja. Selain itu sama seperti menunggu bayangan semu saja,” tandasnya.
Mengingat kebutuhan serta kondisi musim hujan saat ini, ia meminta pada Pemkot Bima atau Dinsos agar dapat merealisasikan sejumlah bantuan yang dijanjikan untuk warga selama ini.
“Setahu kami, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran untuk biaya jadup dan bedah rumah bagi warga yang mengalami kerusakan dan hanyut rumahnya akibat banjir bandang pada 2016 lalu. Mana bantuan itu?,” tanya dia.
*Kahaba-04