Kota Bima, Kahaba.- Puluhan mitra Grab di Kota Bima menggelar aksi mogok kerja dengan mematikan aplikasi dan berkumpul di depan Gedung Convention Hall, Kamis 14 Agustus 2025.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan baru perusahaan yang dinilai sepihak, merugikan, dan memberatkan.
Perwakilan mitra Grab Kota Bima Andri menjelaskan, masalah utama terletak pada perubahan aturan tarif aplikasi dan skema insentif “berlian” yang diberlakukan tahun ini, tanpa adanya komunikasi maupun koordinasi sebelumnya.
“Aturan ini tiba-tiba diterapkan, tanpa sosialisasi. Kami sangat dirugikan,” tegasnya.
Andri merinci, tahun sebelumnya setiap tingkatan insentif dihitung lebih ringan. Rp 10 ribu = 70 berlian, Rp 20 ribu = 90 berlian dan Rp 30 ribu = 120 berlian.
Namun, aturan baru tahun ini menaikkan jumlah berlian yang harus dicapai, Rp 10 ribu = 100 berlian, Rp 22.500 = 150 berlian dan Rp 36 ribu = 180 berlian.
Sementara itu, satu order GrabFood kini hanya dihitung 8 berlian dan GrabBike 5 berlian.
“Artinya, untuk mencapai 100 berlian saja dibutuhkan orderan lebih dari sepuluh kali sehari. Apalagi target 180 berlian, rasanya mustahil tercapai,” keluh Andri.
Menurutnya, target tinggi ini akan menguras tenaga dan tidak sebanding dengan peluang order yang ada, mengingat jumlah mitra di Kota Bima cukup banyak.
Mitra Grab lainnya, Mihwansyah, menambahkan bahwa selain aturan insentif, keluhan lain terkait pembatasan penggunaan aplikasi slot.
Aplikasi ini memungkinkan mitra menerima order lebih cepat tanpa harus menunggu di lokasi, sehingga mitra yang tidak memiliki slot kerap kalah cepat.
“Kalau yang punya slot selalu duluan dapat order, kami yang tidak punya meski sudah lama menunggu tetap tidak kebagian,” jelasnya.
Pihaknya pun mendesak agar kantor cabang Grab di Kota Bima diaktifkan kembali, sehingga komunikasi dan koordinasi bisa dilakukan lebih mudah.
Para mitra meminta manajemen Grab segera mengevaluasi dan mengembalikan aturan insentif ke sistem lama.
Jika tuntutan diabaikan, aksi mogok kerja akan terus berlanjut, bahkan mereka siap pindah ke platform transportasi online lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Grab yang dihubungi melalui WhatsApp belum memberikan tanggapan resmi.
*Kahaba-04













