Bima KitaUsaha Lokal

Olah Barang Bekas, LBC Siap Dukung Visi Misi Gubernur dan Walikota di Sektor Wirausaha

703
×

Olah Barang Bekas, LBC Siap Dukung Visi Misi Gubernur dan Walikota di Sektor Wirausaha

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Komunitas Laskar Bima Craft (LBC) didirikan tahun 2012 di Kampus STIT Sunan Giri Bima. Keberadaan mereka telah mampu menghasilkan inovasi-inovasi hebat. Barang bekas yang diolah dan mampu bernilai ekonomis.

Olah Barang Bekas, LBC Siap Dukung Visi Misi Gubernur dan Walikota di Sektor Wirausaha - Kabar Harian Bima
Beberapa hasil Karya LBC. Foto: Hardi

Pembina LBC Hermawansyah mengakui, LBC memang sempat vakum beberapa tahun lalu. Namun pada tahun 2018, LBC kembali menunjukan kreatifitasnya. Keberadaannya kini fokus pada pengolalaan barang bekas atau sampah menjadi produk yang layak untuk dijual.

“Semua kreatifitas ini bukan dari hasil meniru karya orang lain, tetapi lebih banyak mnggunakan pola inovatif dan penelitian. Dan hasilnya pun seperti diolah menggunakan alat canggih padahal sebenarnya tidak,” ujar pia yang juga Dosen di Kampus STIT tersebut, Sabtu (26/1).

Kata dia, rencana mereka kedepan, akan mengembangkan sekitar 40 model dan bentuk kreatifitas dari kerajinan bambu. Seperti gantungan kunci bergambar, gelas bambu, lampu tidur 3 in 1 dan 4 in 1, Jam weker dan banyak jenis lainnya.

Hermansyah mengungkapkan, tujuan utama ini dilakukan yakni mencoba menyelaraskan Visi-Misi Gubernur NTB dan Walikota Bima yang ingin mengembangkan kewirausahaan bagi pemuda NTB khususnya pemuda Kota dan Kabupaten Bima.

“Kreatifitas seperti ini yang dibutuhkan masyarakat di luar dan lebih khusus masyarakat Bima, sebagai pola prestasi yang mendukung lapangan kerja yang ada di Bima. Dengan bentuk kreatifitas ini, kami siap mendukung visi-misi Gubernur dan Walikota di sektor wirausaha,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas LBC Afina menyampaikan perasaan senang dengan adanya wahana kreatifitas seperti ini. Karena banyak pengetahuan baru yang didapatkan, selain mengembangkan potensi yang ada di dalam diri.

“Kami bisa belajar bareng dan berkreatifitas bersama-sama. Ini juga agar waktu kosong kami tidak terbuang sia-sia. Ada kerja tambahan yang menghasilkan uang untuk kebutuhan hidup di asrama,” katanya.

*Kahaba-07