Kabar Bima

Orang Tua Sakit dan “Dicuekin”, Anggota Dewan Ini Marah – Marah di RSUD Bima

529
×

Orang Tua Sakit dan “Dicuekin”, Anggota Dewan Ini Marah – Marah di RSUD Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kesal karena orang tuanya Yasin Abdullah (73) tidak mendapat perhatian dan perawatan saat masuk di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bima, Sabtu siang (9/6) anggota DPRD Kabupaten Bima Muhammad Arif terlihat marah – marah di dalam ruangan tersebut.

Orang Tua Sakit dan “Dicuekin”, Anggota Dewan Ini Marah – Marah di RSUD Bima - Kabar Harian Bima
Suasana di depan RSUD Bima saat anggota dewan marah – marah. Foto: Bin

“1 jam orang tua saya tidak beri pelayanan. Pelayanan macam apa ini,” kesalnya.

Kata dia, sebelum tiba di RSUD Bima, pagi hari orang tuanya mengikuti kegiatan agama jamaah tabliq di Kecamatan Sape. Kemudian sakit dan dilarikan ke Puskesmas Sape. Lalu dirujuk ke RSUD Bima, karena alami magh kronis.

“Setelah tiba di IGD RSUD Bima, infus tidak jalan dan tidak diperbaiki. Kita tanya kenapa tidak diberi pelayanan dan memperbaiki infus, pegawai IGD malah menanyakan soal administrasi,” katanya.

Namun dirinya tidak mengerti administrasi jenis apa yang dimaksud. Karena dari Puskemas Monta pihaknya membawa serta administrasi rujukan untuk disampaikan ke RSUD Bima.

Karena orang tuanya tak kunjung diberikan pelayanan sambungnya Arif, ia pun marah – marah dan mempertanyakan jenis pelayanan apa yang mestinya didapatkan oleh pasien di ruangan IGD.

“Setelah kita marah – marah, baru diperhatikan. Ini kan tidak becus,” sorot duta PKS itu.

Sementara itu, Humas RSUD Bima H Sucipto saat dimintai komentar membantah pernyataan anggota dewan tersebut. Sebab, sudah menjadi tugas RSUD Bima untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sakit.

Setelah mendengarkan cerita dari petugas di IGD, Sucipto mengaku bukan tidak dilayani. Karena kondisi tangan yang diinfus sudah bengkak dan terinfeksi dari Puskesmas Sape. Maka saat dilayani,  ditanyakan kartu BPJS, untuk ambil alat dan obat di apotik.

“Saya kira itu pelayanan, dan upaya standar dilakukan semua rumah sakit,” ucapnya.

Sucipto juga membantah jika selama 1 jam tidak diberikan pelayanan. Karena setelah masuk di IGD, maka pasien tersebut diberikan pelayanan.

“Tadi hanya sekitar 10 menit saja, bukan 1 jam,” bantahnya.

*Kahaba-01