Kota Bima, Kahaba.- Saat ini ada 171 daerah menghadapai tahun politik dan banyak dinamika yang muncul. Termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB), ada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTB, Bupati-Wakil Bupati dan Pemilihan Walikota-Wakil Wali Kota Bima.
Menyikapi dinamika yang berkembang di masyarakat, Rumah Cita menggagas Deklarasi Pilkada Damai saat acara Diskusi Publik “Islam dan Wawasan Nusantara; Merawat Indonesia dan Kebhinekaan” di aula FKUB Kota Bima, Sabtu (24/2/2018) sore.
Sekitar 80 peserta termasuk para pelajar sebagai calon pemilih pemula yang hadir membubuhkan tandatangan di spanduk yang bertuliskan “Pilihan Boleh Beda, Pilkada Harus Damai, Berkualitas dan Berintegritas”. Di spanduk itu juga bertuliskan tanda pagar (hastag) #TolakPolitikUang #TolakPolitisasiSara #TolakGolput #HargaiPerbedaanPilihan #PilihDenganTimbanganAkalSehatDanNurani #PilihJalanDamai #DamaiBimaUntukIndonesia #RumahCita.
Direktur Rumah Cita Muhamad Yunus menyampaikan, Deklarasi Pilkada Damai sengaja disisipkan dalam diskusi tentang Ke-Islam-an dan Kebangsaan sebagai out put terhadap komitmen menjaga kedamaian. Apalagi, saat ini NTB menghadapi momentum tahun politik, sehingga harus dijaga bersama.
Pilihan kata dia, harus dihargai sebagai keberagaman dengan tetap menjujung semangat ukhuwah. Serta bersama-sama mendorong Pilkada Damai, Berkualitas dan Berintegritas.
“Termasuk menolak politisasi SARA, menolak politik uang, tidak melakukan kampanye negatif dan kampanye hitam yang dapat merusak tatanan demokrasi,” ujarnya.
Diharapkan dengan suasana Pilkada Damai, akan terpilih pemimpin yang menjadi damaan masyarakat. Juga dapat membawa kondisi yang lebih bagi, terutama kesejahteraan masyarakat.
Yunus juga berharap, agar kontestan Pilkada, Partai Politik, Tim Sukses dapat menjunjung perbedaan pilihan rakyat. Tidak melakukan penghasutan yang dapat memecah belah masyarakat.
“Jangan lagi masyarakat yang dikorbankan karena kepentingan politik elit,” harapnya.
Diskusi itu menghadirkan pembicara, Ketua FKUB Kota Bima H Eka Iskandar, Syach Fathurrahman dan Muhammad Akbar.
*Kahaba-03