Kabupaten Bima, Kahaba.- HUT RI ke-71 telah berlalu, sorotan warga terhadap kondisi Monumen Pelopor Pancasila tak ubahnya tempat sampah itu, belum juga mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah (Pemda). (Baca. Monumen Bersejarah Lusuh dan tak Terawat, Pemerintah Diminta Peduli)
Karena tak kunjung diperhatikan, sejumlah warga Desa Tente pun akhirnya mulai bergerak dan memperbaiki monumen yang diresmikan oleh Bupati Bima Adi Haryanto tahun 1996. Sebab, sejak saat itu, belum sekalipun diperbaiki dan dirawat.
Menurut Babinsa Desa Tente Sertu Faris, karena melihat monumen itu adalah bagian dari sejarah, bisa dijadikan area publik dan icon Desa Tente, serta menyampaikan pesan kejuangan kepada anak muda, bahwa nenek moyang mereka ikut berjuang mendirikan negeri ini. Dirinya dan tokoh pemuda mengajak tergerak untuk membenahi dan memperbaikinya.
“Kondisi monumen ini sangat memperihatinkan. Kumuh, rusak, selain semak semak, juga dijadikan tempat buang hajat atau kotoran,” ujarnya.
Berangkat dari kepedulian, diakui Faris, banyak anak muda terpanggil nuraninya untuk ikut bekerja membantu. Bahkan anak SD dan TK ikut membantu, walaupun hanya memungut sampah plastik. Tapi yang buat miris, selama sembilan hari dikerjakan, monumen tersebut tetap tidak mendapat perhatian dari Pemda, bahkan ditingkat Desa.
Pria berbadan tegap ini menyampaikan, sore hari kemarin sempat dikunjungi oleh Anggota DPRD Kabupaten Bima Ilham Hamzah. Menanyakan kendala yang dihadapi serta sumber dana. Dirinya pun mengaku pendanaan dari kantong sendiri dan sumbangan dari beberapa warga yang memiliki perhatian.
“Kami tidak meminta, tapi mereka sukarela memberikan walaupun jumlahnya tidak banyak, dan ada yang memberikan bantuan berupa Paving Blok, Semen dan Pernis,” sebutnya.
Saat itu, sambungnya, anggota dewan itu menyarankan agar pihaknya mengajukan proposal ke Pemda. Faris menjawab, cukup mendapat kunjungan dari pejabat daerah dan menemani pemuda saat bekerja, sudah cukup membuatnya senang dan bangga.
Ditanya hingga kapan waktu pengerjaan monumen itu, Faris tidak menentukan kapan selesainya. Karena ditargetkan monumen dan kelengkapannya selesai. Beberapa hal juga akan diperbaiki dari monumen tersebut, agar mencakup nilai, kebangsaan, kejuangan, sejarah dan kearifan lokal diantaranya, design background warna Mbojo (Bima) dan ornamen Manggusu Waru, instalasi listrik, pengecetan, taman, kolam padasa, batu cadas, pembuatan uma lengge disamping monumen.
Dibagian depan, lanjutnya, akan kami pasang 8 bendera convension, tugu perjuangan Laskar Tente Kae, prasasti nama nama Laskar Tente Kae, prasasti pesan dari Sultan Sultan Bima, perpustakaan mini, wifi, teraphy work.
Kemudian, pada dinding bagian dalam, akan dipasang foto – foto Tente dan Bima tempo dulu, lampu taman dan penerangan menggunakan solar sell, penanaman pohon tirai angin, pemasangan 5 tune (gentong), paving blok, pembuatan ornamen Lengge di gerbang dan palung pagar, 3 bendera penyakit lambang garuda.
“Masih banyak lagi kelengkapan lain yang Insya Allah perlahan lahan akan kami lengkapi,” tuturnya.
Faris menambahkan, negeri ini sangat elok dan dibangun tidak dengan main main. Dirinya pun mengajak agar semua sama sama menjaga dan merawat Monumen Pelopor Pancasila, agar generasi berikutnya dapat mengambil pelajaran dan hikmah.
“Jika memang tidak bisa perbaiki, jangan merusak,” tegasnya.
*Bin